Lihat ke Halaman Asli

June

nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Puisi | Tiada Ujung

Diperbarui: 10 April 2019   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari dapat hangat, dapat pula membakar
Embun pagi menyegarkan, namun sanggup membeku
Tetes air menenangkan, namun hancur pula batu
Kata dapat menjadi doa, namun juga adalah kutukan

Rupa adalah budak waktu, mengapa kau gusar
Waktu tidak berhenti, mengapa kau menunggu
Semua memiliki angka, semua memiliki waktu, semua ada di bawah
Atas hanya satu

Tiada menjadi ada, ada menjadi anda
ada menjadi tiada, tiada meninggalkan nama
Panas akan mereda, mereda akan kembali
Awal adalah kesempatan, akhir adalah kesempatan
Hidup adalah masa, peleburan jadi penyeimbang

Seumpama daun baru yang tumbuh, menyingkirkan daun lama yang rapuh, lalu jatuh dan membusuk, mengaruniai tanah di bawahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline