Setelah membeli sejumlah oleh-oleh khas Bali di salah satu toko oleh-oleh khas Bali di daerah Kuta, aku bersama dengan kawanku berencana untuk mengunjungi tempat wisata. bingung memilih objek wisata yang mau dikunjungi, kami pun memilih untuk mengunjungi Pura. Setelah memutuskan untuk mengunjungi Pura, kami kembali dilanda kebingungan mau mengunjungi Pura apa. Aku pun teringat salah satu Pura yang masih melekat di kepalaku, Pura Luhur Uluwatu.
Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu Pura yang berada di Selatan Bali. Pura ini berada di ujung tebing yang menghadap langsung ke samudera lepas. Perjalanan pun kami mulai, dengan kawanku bertugas membawa motor, dan aku bertugas membaca GPS untuk mengarahkan jalan ke lokasi. Dengan Ngurah Rai International Airport sebagai start, jarak tempuh ke Pura Luhur Uluwatu sejauh 22 km, dan waktu tempuh sekitar 45 menit. (*tips: kalau kalian pakai google maps untuk mencari jalan, sebaiknya kalian lebih teliti lagi karena ada jalan yang lebih pendek, tapi google maps justru menampilkan rute yang memutar dan membuat jarak tempuh lebih jauh.).
Setibanya di kawasan Pura Luhur Uluwatu, kami melewati pos parkir (parkir motor Rp1k). Setelah memarkirkan motor, kami menuju pos pembelian tiket masuk. Untuk pengunjung domestik harga tiket masuknya Rp20k, sementara untuk pengunjung non-domestik Rp30k.
Berhubung di kawasan Pura Luhur Uluwatu banyak monyet-monyet, aku sarankan kalian untuk memakai tas yang simpel (tanpa gantungan kunci, atau apapun yang dapat memancing perhatian monyet-monyet ini), tidak memakai kacamata, tidak memakai perhiasan (anting, gelang, kalung), memasukkan barang-barang ke saku atau tas.
Di Pura ini juga ada pertunjukan Tari Kecak dengan biaya masuk Rp100k.
Pura Luhur Uluwatu memberi kesan khusus untukku, di mana aku dapat merasakan harmoni seperti, alam yang indah, suara kiriman ombak dari samudera yang menghampiri tebing, nuansa religius dari Pura yang dijaga kesucian tempatnya, monyet-monyet yang hidup berdampingan, serta orang-orang dari berbagai belahan Bumi yang turut menikmati harmoni di Pura ini.
Setelah puas menyusuri Pura Luhur Uluwatu, kami kembali ke Kuta untuk makan dan beristirahat. Perjalan pulang terasa lebih nyaman, karena tidak banyak tikungan maupun jalan menanjak. (* oh iya, waktu perjalanan menuju dari Kuta ke Pura kalian harus berhati-hati, karena banyak jalan berliku dan tanjakan yang sangat curam, lebih curam dari tanjakan yang ada di jalan Kaliurang :D )
"Pura Luhur Uluwatu diperkirakan dibangun oleh Mpu Kuturan pada masa pemerintahan Raja yang bergelar Sri Haji Marakata yang memerintah mulai tahun 944 Saka / 1032 masehi - 948 Saka / 1036 Masehi Beliau adalah salah seorang guru spiritual kerajaan dan Bhagawanta pada pemerintahan Raja Dalem Waturenggong, dan yang mencapai moksa di pura ini adalah Danghyang Nirartha. Pura ini dibangun sebagai tempat pemuliaan Raja-raja leluhur beliau dahulu, dan pura ini tempat pemujaan atau istana Bhatara Rudra dan juga sebagai pemuliaan Danghyang Nirartha. Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan, Upacara Pujawali dilaksanakan pada hari Anggara Kasih, Wuku Medangsia. Sejak pemerintahan Raja-raja Bali kuno pura ini diempon oleh raja yang berkuasa waktu itu. Mulai saat pemerintahan Raja Badung sekitar tahun 1812 Saka / 1900 Masehi pura ini diempon oleh Baginda Raja dan Keluarga beliau secara bergiliran. (Sumber: tiket masuk pura)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H