Lihat ke Halaman Asli

Junna Faizah Rahma

Mahasiswa Universitas Airlangga

Kenali Apa Itu Attention Span dan Keterkaitannya dengan TikTok

Diperbarui: 8 Juni 2024   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pastinya semua orang di dunia sudah tahu betul, apa itu TikTok. Sejak pandemi covid-19, TikTok kembali diminati hampir seluruh warga Indonesia untuk hiburan. Orang dari berbagai kalangan mengunduh aplikasi ini, mulai dari orang tua sampai anak-anak. Ide-ide konten dan trend baru pun muncul, seperti trend membuat minuman dalgona atau konten "joget jedag jedug". Semua orang berlomba-lomba untuk mengikuti trend dan menjadi viral sampai seolah-olah kita hidup di sosial media. 

Tentunya datangnya aplikasi bernama TikTok ini tak sepenuhnya membawa dampak yang positif. Sadar tak sadar, waktu kita untuk scroll TikTok bisa mencapai 10 jam bahkan lebih. Ternyata ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif otak kita. 

Apa sih Attention Span itu?  Adalah berapa lama seseorang mampu mempertahankan keadaan perhatian optimal, yang didefinisikan sebagai periode kinerja tinggi tanpa kesalahan respons dan konsisten. 

Lalu apa hubungannya dengan TikTok? Mungkin sering dari kita merasakan, ketika sedang mengerjakan tugas yang harus diselesaikan besok tiba-tiba dering notifikasi terdengar dan muncul di layar depan ponsel kalian. Awalnya pasti kita berusaha untuk memalingkan wajah dan lanjut mengerjakan tugas. 

Namun, pada akhirnya selalu gagal. Akhirnya kita akan membuka notifikasi tersebut, berkata pada diri sendiri akan membuka sebentar saja namun secara tidak sadar satu jam berlalu untuk berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Apapun yang dibuka, walaupun kita paham benar bahwa itu tidak penting, rasanya tidak bisa berhenti. 

Media pendek seperti TikTok ini sangat berperan dalam penurunan Attention Span.

Media TikTok hanya dirancang dengan maksimal durasi 3 menit untuk setiap video. Platform yang dirancang seperti ini membuat otak kita beradaptasi dengan hanya menerima media dalam bentuk kecil dan sekaligus pendek. Bahayanya media pendek seperti ini bisa menjadi sangat adiktif dan apabila dihadapkan dengan cerita atau bacaan yang panjang, rumit, dan bertele-tele otak kita akan susah untuk memprosesnya. 

Mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah "FYP" atau For Your Page. Adanya FYP ini juga berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Algoritma TikTok bekerja berdasarkan minat dan ketertarikan penggunanya. Sehingga FYP seseorang dengan yang orang lain akan berbeda. Secara tidak sadar, fitur ini seolah-olah mewujudkan afirmasi dari seseorang dengan validasi konten-konten yang kadang dapat menimbulkan keadaan semakin kacau.

Kapanpun ada sesuatu yang membuat kita bosan, kita punya pilihan untuk scroll tanpa tujuan. Ini bukanlah pilihan dalam kehidupan nyata. Konten algoritmik yang tidak ada habisnya membuat kita semakin sulit untuk fokus. Bahkan yang cukup mengkhawatirkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Microsoft, bahwa Attention Span kita lebih pendek dibandingkan ikan mas yaitu kurang dari 9 detik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline