Ada banyak pekerjaan rumah (PR) dari dunia pendidikan yang kini menjadi tantangan mendesak bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Persoalan-persoalan ini telah mengendap terlalu lama dan belum terselesaikan dengan baik. Mulai dari kurikulum yang terus berubah tanpa arah yang jelas, penghapusan sistem perankingan yang menciptakan kebingungan, hingga masalah fundamental seperti kesejahteraan guru dan infrastruktur sekolah yang belum merata. Semua ini menjadi beban yang mendesak untuk segera diurai.
Dengan kementerian yang kini lebih terfokus pada pendidikan dasar dan menengah, harapannya adalah solusi yang diambil lebih konkret, menyasar inti masalah di sekolah. Namun, harapan ini harus disertai dengan komitmen dan tindakan nyata untuk mendorong perubahan yang signifikan.
Tulisan ini merupakan bagian kedua dari opini saya sebelumnya, "PR dari Sekolah untuk Prabowo Gibran," yang menyoroti permasalahan di dunia pendidikan dari sudut pandang guru, orang tua, dan siswa. Perspektif ini penting agar semua pihak dapat terlibat dalam proses pembenahan pendidikan.
Sebagai inti dari sistem pendidikan, perbaikan di sektor sekolah tidak hanya soal kurikulum atau kebijakan, tetapi juga bagaimana lingkungan belajar dapat mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal.
Lingkungan belajar yang baik adalah fondasi bagi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia nyata.
Masih banyak persoalan yang hadir di sekolah sebagai PR bersama di dunia pendidikan. Jika kita ingin melihat perubahan yang nyata, maka penting bagi semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam merumuskan solusi.
Semoga dengan adanya opini ini, diskusi pendidikan bisa lebih komprehensif dan solusi yang ditawarkan bisa benar-benar menuntaskan masalah dari akar-akarnya, bukan sekadar tambal sulam.
Hanya dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar berkualitas untuk masa depan bangsa.
Full Day School yang Melelahkan
Isu full day school sebenarnya bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Banyak pihak, terutama orang tua, merasa bahwa sistem ini telah merampas kesempatan anak-anak untuk berkembang di luar lingkungan sekolah.