Lihat ke Halaman Asli

Junjung Widagdo

TERVERIFIKASI

Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Agustusan Seru Tanpa "Saru"

Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI | KOMPAS/PRIYOMBODO

Aksi-aksi lomba menjelang Agustusan yang penuh dengan kesan "saru" masih digelar dengan alasan klasik, ini inisiatif untuk menciptakan keseruan.

Esensi dari perayaan HUT RI adalah bagaimana kita mengenang jerih payah para pahlawan pendahulu kita dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. 

Tepat 79 tahun lalu, Indonesia dideklarasikan sebagai negara merdeka dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Presiden Soekarno. 

Sejarah yang sangat panjang, penuh dengan air mata dan darah, senantiasa menghiasi proses kemerdekaan bangsa ini. 

Beribu nyawa melayang, tanah, air, dan udara menjadi saksi betapa beratnya perjuangan para pendahulu kita. 

Mempertahankan kemerdekaan pun tidak mudah. Agresi Militer Belanda I dan II adalah bukti bahwa perjuangan belum usai. 

Masih ada pihak-pihak yang tetap ingin membuat bangsa kita takluk. Selain itu, sejarah mencatat bahwa paham komunisme hampir meluluhlantakkan bangsa ini dengan gerakan makar yang ingin menggulingkan kekuasaan yang sah dan mengganti ideologi negara.

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan perjuangan nasionalisme, bangsa kita tetap berdiri tegak hingga hari ini, bahkan menjadi pemimpin di kancah global. 

Namun, dalam perayaan kemerdekaan yang seharusnya mencerminkan perjuangan mulia tersebut, ada beberapa hal yang mengusik hati. 

Saat perayaan 17-an digelar di seantero Nusantara, dari Sabang sampai Merauke, kita sering melihat lomba-lomba yang tidak hanya tampak seru tetapi juga mengandung unsur "saru." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline