Lihat ke Halaman Asli

Junjung Widagdo

TERVERIFIKASI

Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Rupiah Digital untuk Indonesia Jujur

Diperbarui: 18 Januari 2024   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: SUPRIYANTO untuk KOMPAS.id

Saya dengan tulus menyambut gembira wacana penerapan rupiah digital, sebab saya menaruh harapan besar bahwa rupiah digital dapat mencegah berbagai praktik kecurangan di negeri ini.

Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya rupiah digital itu? Dengan penjelasan yang sederhana, rupiah digital adalah mata uang rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia secara digital. 

Rupiah digital tidak dapat ditarik sebagai uang tunai atau berwujud fisik seperti uang kertas, dan bukan pula uang rupiah fisik yang disimpan di dalam dompet digital seperti Gopay, OVO, Link, dan sebagainya.

Pertumbuhan teknologi ini sesuai dengan perkembangan zaman, dan saya melihatnya sebagai langkah yang tepat menuju ke arah yang lebih efisien dan modern.

Mengutip dari cnbcindonesia.com, penerapan rupiah digital menggunakan struktur tersentralisasi dan terdesentralisasi. Pencatatan transaksi dilakukan secara real-time dan lebih transparan, memungkinkan rekam jejak perpindahan uang tercatat oleh sistem secara otomatis.

Semuanya akan tercatat sesuai dengan identitas pengirim dan penerima. Dengan demikian, praktik-praktik curang akan sulit dilakukan karena identitas pelaku dan penerima akan mudah terbongkar.

Pada opini kali ini, izinkan saya menyajikan beberapa efek yang mungkin menjadi gagasan menarik jika rupiah digital benar-benar diterapkan.

Gak Disusukin Permen Lagi

Hal ini akan menghilangkan praktek-praktek curang, dan yang lebih penting, diharapkan dapat menghilangkan budaya curang di tingkat bawah seperti ini.

Beberapa individu memanfaatkan kesempatan ini sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan ganda atau double gain dalam bisnis mereka. 

Misalnya, ketika kita membeli barang seharga sembilan ribu lima ratus, lalu kita membayar dengan uang sepuluh ribu, mereka akan mengatakan bahwa tidak ada uang susuk, dan akhirnya memberikan beberapa buah permen sebagai pengganti uang susuk sebesar lima ratus rupiah. 

Sepertinya aneh, bukan? Kita masih menggunakan praktek tukar menukar seperti zaman dahulu kala. Sebandingkah nilai beberapa buah permen dengan uang susuk sebesar lima ratus rupiah? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline