Lihat ke Halaman Asli

Junjung Widagdo

TERVERIFIKASI

Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Syaiful Jamil dan Paranoid Pasca Tragedi Tewasnya Imam Masykur

Diperbarui: 11 Januari 2024   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: KOMPAS I Supriyanto

Sejak peristiwa tewasnya Imam Masykur di tangan tiga oknum aparat pada tahun 2023 lalu, saya merasa agak paranoid, sebab peristiwa tragis yang dialami oleh Imam Masykur bisa saja menimpa siapa saja, bahkan tidak terkecuali kita. 

Video viral di berbagai media sosial tentang penangkapan Saiful Jamil mengingatkan saya pada peristiwa tragis penangkapan abal-abal yang dilakukan oleh tiga oknum yang mengaku dari pihak kepolisian terhadap Imam Masykur, yang pada akhirnya membuat Imam Masykur harus tewas mengenaskan.

Kewibawaan aparat memang cukup besar di mata masyarakat. Kalau sudah mengaku dari TNI ataupun POLRI, saya pikir di mana pun mereka beroperasi, masyarakat akan cenderung memaklumi, meskipun mungkin terjadi sedikit tragedi dengan penggunaan kekerasan fisik atau verbal.

Jika tindakan tersebut memang bertujuan penegakan hukum, masyarakat biasanya akan lebih memaklumi, karena jarang terjadi individu yang akan ditangkap rela hati pasrah tanpa memberontak. 

Namun, sebaliknya, banyak dari mereka yang harus berhadapan dengan aparat, adu jotos, bahkan dihadiahi timah panas karena berusaha kabur. Masyarakat pun dapat memaklumi jika itu terjadi sebagai upaya penangkapan terhadap individu yang harus berurusan dengan hukum.

Yang menjadi masalah di sini adalah pandangan kita untuk memaklumi tragedi penangkapan yang penuh dengan adu jotos telah menyebabkan korban. Terungkap bahwa oknum aparat yang menewaskan Imam Masykur sempat terlibat baku hantam dengan warga di sekitar saat penangkapan palsu terhadap Imam Masykur berlangsung. 

Barulah warga berhenti menolong Imam Masykur ketika oknum tersebut mengaku berasal dari pihak kepolisian yang akan menangkap Imam Masykur karena diduga terkait dengan peredaran obat-obatan terlarang. 

Sayangnya, malang benar apa yang menimpa Imam Masykur. Mereka memang benar-benar aparat, tetapi bukan aparat kepolisian yang seharusnya menangkap Imam Masykur karena peredaran ilegal obat-obatan terlarang. 

Mereka adalah oknum aparat yang sengaja ingin memeras Imam Masykur dan keluarganya dengan alasan sangkaan terlibat dalam peredaran obat-obatan terlarang. Kejadian ini melibatkan tiga tersangka yang merupakan oknum aparat TNI. 

Namun, saya pikir sebenarnya siapa pun dengan mudahnya dapat mengaku sebagai aparat kepolisian untuk melakukan tindakan serupa seperti yang menimpa Imam Masykur, bahkan dari warga sipil.

Siapa pun dapat mengaku sebagai aparat kepolisian untuk melakukan penangkapan, penggrebekan, dan penjemputan paksa terhadap siapapun yang dijadikan target. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline