Lihat ke Halaman Asli

Junjung Widagdo

TERVERIFIKASI

Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Paradoks Perokok Anak: Tantangan dan Solusi

Diperbarui: 19 Desember 2023   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: KOMPAS.id/Heryunanto

Meskipun berbagai kebijakan, peraturan, dan larangan merokok telah diterapkan, paradoksnya, perilaku merokok di kalangan anak-anak sekolah malah semakin berkembang seiring berjalannya waktu.

Salah satu rekan kami dari tenaga administrasi sekolah yang bertanggung jawab atas kebersihan, beberapa kali menyampaikan keprihatinan kepada kami, tim kesiswaan. 

Ia menemukan banyak puntung rokok berserakan di area toilet siswa saat melakukan kegiatan pembersihan. Keluhan serupa juga disampaikan oleh beberapa rekan yang melaporkan adanya aroma rokok ketika seorang siswa masuk ke dalam kelas. 

Bahkan, pemilik kantin sekolah turut memberikan informasi bahwa salah satu siswa pernah memesan kopi untuk diminum di belakang gedung sekolah bersama teman-temannya. Ironisnya, setelah kegiatan itu, banyak puntung rokok berserakan di sekitar gelas kopi yang baru saja mereka habiskan.

Perilaku seperti ini bukanlah kejadian yang terisolasi, melainkan suatu realitas yang terjadi di berbagai sekolah. Pengamatan penulis di beberapa tempat tugas mengungkapkan bahwa perilaku merokok di kalangan siswa bukanlah sesuatu yang disembunyikan atau dihindari dengan malu. 

Sebagai contoh, pada pagi hari saat penulis berangkat sekolah, terlihat adegan yang cukup mengesalkan di mana beberapa siswa dengan seragam sekolah melakukan transaksi jual beli rokok di warung. Mereka dengan santai menyulut rokok dan menghisapnya saat perjalanan menuju sekolah. Pemandangan ini tidak sekali-kali, melainkan sering terulang.

Jika pada era tahun 1990-an hingga awal 2000-an merokok dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan dihindari untuk diungkapkan di muka umum, kini perilaku merokok justru dianggap sebagai identitas yang membuat mereka bangga.

Melihat fenomena ini, penulis mencoba merangkum beberapa realita dan fakta yang menggambarkan bagaimana paradoks budaya merokok tetap tumbuh subur di kalangan anak-anak sekolah. 

Opini ini diharapkan dapat menjadi panggilan bagi para pembuat kebijakan, masyarakat, pelaku usaha, dan juga orang tua untuk lebih memahami dan menghadapi fakta-fakta ini sebagai tantangan yang harus disikapi. 

Dengan harapan bahwa kesadaran bersama akan membawa perubahan positif dalam upaya menanggulangi peningkatan konsumsi rokok di kalangan anak-anak.

Keluarga Perokok

Kejutan yang lebih besar muncul ketika kami mengetahui bahwa bukan hanya ayah dan kakak laki-laki yang merokok, melainkan juga sang ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline