Lihat ke Halaman Asli

Junjung Widagdo

TERVERIFIKASI

Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Pembagian Rapor Lebih dari Sekadar Dokumen, Ini tentang Kepedulian

Diperbarui: 17 Desember 2023   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: KOMPAS.id

Meskipun pembagian rapor pada dasarnya adalah momen penyampaian dokumen penilaian, lebih dari itu, momen ini memiliki makna mendalam bagi sekolah, guru, siswa, dan tentu saja orangtua siswa. Sayangnya, tidak semua orangtua mampu hadir pada momen sakral tersebut.

Pekan ini menandai akhir dari serangkaian kegiatan belajar mengajar di kelas selama satu semester, yang pastinya dinanti-nantikan oleh para siswa. Pembagian rapor menjadi penanda bahwa perjalanan pembelajaran pada semester tersebut telah usai, dan para siswa kini melangkah menuju liburan panjang selama kurang lebih dua minggu sebelum kembali memulai perjalanan belajar pada awal semester berikutnya.

Pengalaman sebagai wali kelas mengungkapkan bahwa masih ada beberapa orangtua siswa yang belum dapat menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Alasan ketidakhadiran bermacam-macam, mulai dari kesibukan bekerja, perjalanan ke luar kota, agenda keluarga, hingga masalah internal di dalam keluarga.

Sebagai seorang wali kelas, saya memahami dan tetap memberikan pengertian kepada orangtua yang tidak dapat hadir karena keterbatasan-keterbatasan tersebut. Namun, disayangkan apabila ketidakhadiran orangtua pada saat pembagian rapor semata-mata disebabkan oleh ketidaksetujuan atau ketidakpedulian tanpa alasan yang jelas.

Penting untuk diingat bahwa pembagian rapor bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah peristiwa yang memiliki banyak makna bagi seluruh pihak terkait, termasuk sekolah, guru, siswa, dan orangtua. Oleh karena itu, berikut beberapa alasan mendasar mengapa kehadiran orangtua pada pembagian rapor sangat penting.

Penyampaian Hasil Belajar

Banyak orangtua yang terkejut dengan peringkat anak mereka di kelas, yang pada gilirannya memicu proses evaluasi diri bagi mereka. Hal ini membuat orangtua lebih sadar terhadap capaian nilai yang belum memenuhi harapan.

Pada saat pembagian rapor, saya selalu mengambil kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan orangtua siswa. Saya memulai dengan menyampaikan beberapa informasi awal, seperti capaian kelas, nilai rata-rata tertinggi dan terendah. 

Setelah itu, saya memberikan gambaran tentang capaian rata-rata siswa di dalam kelas. Terakhir, sebagai wali kelas, saya menyampaikan peringkat kelas siswa pada semester tersebut.

Perlu diingat bahwa kegiatan ini bukanlah acara yang dilakukan secara klasikal. Sebaliknya, saya melibatkan tatap muka langsung antara siswa dan orangtua mereka, didampingi oleh guru bimbingan konseling kelas. Meskipun beberapa orang mungkin berpendapat bahwa peringkat kelas saat ini tidak disarankan, respons positif yang saya terima dari siswa dan orangtua menunjukkan sebaliknya.

Meskipun saat ini ada pandangan bahwa perankingan mungkin tidak relevan, namun nyatanya kegiatan ini memiliki dampak positif yang signifikan. 

Penting untuk dicatat bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih, terutama bagi siswa dan orangtua yang bercita-cita mendaftar ke perguruan tinggi negeri favorit melalui jalur rapor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline