Lihat ke Halaman Asli

Junjung Widagdo

TERVERIFIKASI

Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Bijak Dalam Pengelolaan Air: Mewarisi Nasihat Bapak

Diperbarui: 15 Maret 2024   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Memanfaatkan Sumber Air yang Muncul Dusun Margirejo, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul.(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Sumur resapan, atau infiltration well, adalah suatu keajaiban kecil yang membantu kita menjaga air dan mengembalikannya ke dalam tanah.  

Ini adalah lubang sumur buatan yang dirancang khusus untuk menampung air hujan atau aliran air permukaan. Kemudian, air tersebut meresap ke dalam tanah dalam jumlah besar, menciptakan cadangan air yang berharga. 

Prinsip utama dari metode ini adalah membantu meningkatkan kuantitas air tanah, sehingga ketika musim kemarau datang, kita memiliki sumber air yang andal yang dapat kita andalkan sebagaimana dikutip dari oxygen16.kemahasiswaan.undip.ac.id tentang "Biopori dan Sumur Resapan".

Izinkan kami membagikan kisah luar biasa tentang perjalanan kami bersama bapak di masa lalu. Tanpa kami sadari, bapak sudah menjadi pelopor keberlanjutan jauh sebelum konsep "lestari" dan "SDGs" muncul ke permukaan. 

Sumber gambar: Supriyanto untuk KOMPAS.id

Beliau memang memiliki wawasan unik tentang kepedulian lingkungan, masa depan yang berkelanjutan, dan cinta mendalam terhadap sumber daya alam. Meskipun pada masa itu istilah-istilah tersebut belum sepopuler sekarang, pengalaman ini telah mengukuhkan keyakinan bahwa kita harus mempertimbangkan dampak tindakan kita terhadap alam, serta bagaimana hal itu akan berdampak pada kita.

Sekarang, kami akan berbagi dengan Anda beberapa nasihat berharga dari bapak yang terkait dengan menjaga air dan mencegah kekeringan selama musim kemarau.

Ini adalah fondasi dari prinsip-prinsip bijak dalam pengelolaan air yang bapak ajarkan kepada kami. Konsepnya hampir sama dengan apa yang sekarang dikenal sebagai biopori dan sumur resapan. 

Prinsip ini memotivasi kami untuk menampung air, baik yang berasal dari limbah sehari-hari maupun air hujan, dan memastikan agar air tersebut kembali terserap ke dalam tanah. Hasilnya adalah cadangan berharga yang sangat diperlukan saat musim kemarau melanda. 

Berikut beberapa nasihat bapak kepada kami terkait dengan konsep bagaimana "menjaga air" yang sampai dengan saat ini tetap kami terapkan dalam keseharian. 

Mengalirkan Limbah Air Mandi dan Cuci ke Tanah

Melanjutkan perjalanan kami menuju keberlanjutan air, bapak membagikan pelajaran berharga lainnya: memasukkan limbah air mandi dan cucian ke dalam tanah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline