Remaja jompo, istilah yang populer pada awal-awal tahun 2022. Lucu bukan, masih remaja sudah dikatakan jompo, apa sih sebenarnya remaja jompo itu, dan bagaimana bisa remaja menjadi jompo?
Jompo, istilah ini biasanya merujuk kepada orang-orang yang sudah sangat tua, lemah, susah bergerak dan kemampuan panca indera yang berkurang. Beberapa waktu yang lalu sedang trend istilah remaja jompo dikalangan para remaja, istilah ini menjadi sebuah ejekan atau bahan lelucon di antara mereka, mereka menyebut teman yang suka mager, rebahan, lemah, sendi sakit ketika geser dikit sebagai remaja jompo.
Masih tidak masalah sebenarnya dengan trend sebutan remaja jompo jika hanya mengacu pada kelemahan fisik semata, tetapi dalam realita kehidupan yang ada sekarang ini ternyata benar-benar banyak remaja yang merupakan remaja jompo paripurna artinya mereka benar-benar total jompo yaitu tidak hanya lemah dalam fisik tetapi juga lemah dalam pikiran (sifat/ mental).
Apa maksud dari remaja jompo paripurna?
Adalah remaja-remaja yang lemah dalam fisik dan mental. Mereka malas gerak, malas belajar, malas berinovasi, malas berkreasi, hobinya rebahan, scroll medsos dan main game seharian. Benar-benar "jompo" ya, lemah semangat, lemah pola pikir dan menjadikan lemah fisik.
Pandemi ini kemungkinan adalah sebab terbesar hadirnya remaja-remaja jompo ini, bagaimana tidak selama kurang lebih dua tahun, para remaja ini hidup dalam dunia maya karena pandemi covid 19. Seharian berada di depan layar CPU atau laptop demi unggah tugas kegiatan belajar mengajar.
Aktivitas harian remaja pada masa daring selama dua tahun ini menjadikan para remaja ini benar-benar jompo; adapun ke jompoan itu adalah sebagai berikut:
Malas gerak;
keseharian di depan layar laptop/PC/ ponsel pintar membuat pola budaya baru bagi remaja-remaja tersebut, belajar sambil rebahan. Kebiasaan ini menjadikan para remaja tersebut lambat laun menjadi siswa penyuka rebahan, belajar sambil rebahan, menghapalkan materi sambil rebahan, quiz sambil rebahan dan kadang nyambi makan dan minum juga sambil rebahan.
Malas belajar;
pengawasan yang tidak memungkinkan selama masa pandemi membuat para remaja dengan mudahnya mengakses materi-materi yang di ujikan melalui internet. Hal ini mematikan kreativitas remaja-remaja ini, sebab gak perlu belajar, tingggal klik di depan layar, masukkan kata pencarian lalu ketemu.
Malas berinovasi;
rebahan adalah sebab yang paling utama yang paling mempengaruhi sebab-sebab berikutnya, termasuk point ini, malas berinovasi. Bagaimana mungkin muncul sebuah inisiatif untuk berinovasi sedangkan pikiran dan badan sudah meminta untuk melakukan rebahan.