Lihat ke Halaman Asli

Dialah Pemercik di Pura Bukit Mentik

Diperbarui: 14 April 2016   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidaklah mudah menjadi Jero (Pemangku) dalam hierarki agama Hindu di Bali. Menjadi Jero di usia belia.

Ketika kaki menjejak di Bumi kelahirannya, Desa Batur, Kintamani, Bangli-Bali, serasa antara percaya dan tidak percaya. Betapa tidak, selama ini keindahan tanah kelahiran sang Jero hanya terlihat dari layar kaca, kini nyata di depan mata.

Boleh dibilang, bale inilah tempat istirahat, menerima tamu, dan tidurnya Jero Wacik saat pulang ke Batur-Bali

 

Adalah salah satu (mantan) petinggi negara (menteri) di negeri ini, Jero Wacik. Anak desa yang hidup dari “keras”nya perjuangan pelosok desa. Tak pernah mengenal keluh kesah pada Sang Hyang Widi Wasa (pemberi hidup dan kematian). Tekad yang kuat berjuang untuk lepas dari kesulitan ekonomi dilakoni.

Bertuturlah I Ketut Mardjana tentang sosok Jero Wacik saat cilik begitu pula I Wayan Simpen (Carma). Mardjana mengenal sosok Wacik kecil sebagai pribadi pintar dan disenangi banyak teman. Tanda-tanda itu memang sudah terlihat. “Saat Wacik berkata-kata, semua orang tersihir pada percakapannya. Dia sangat pandai bicara. Orang seperti terhipnotis mendengarkannya”, tuturnya.

Wacik dan Mardjana bersahabat sejak kecil. Keduanya saling mempengaruhi. “Wacik di sekolah terkenal dan pintar, Wacik pinter ngomong”, ucap Mardjana.

“Wacik memiliki kepintaran yang luar biasa”, tandas Carma.

Wacik kecil menempuh pendidikan di sekolah dasar Toya Mampeh. Terletak tidak  jauh dari kaki Gunung Batur. Memasuki kelas 2 sekolah dasar, dia pindah sekolah ke Desa Batur. Sementara, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atasnya dia lanjutkan di Singaraja.

Wacik menjadi pendobrak masyarakat desa untuk mencari ilmu pengetahuan lebih jauh dan tinggi lagi. Dialah pemuda pertama dari Kintamani yang berhasil lolos di Universitas ternama di Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Masa-masa menempuh pendidikan di ITB dijalani dengan suka cita. Dia membuat bimbingan belajar untuk menambah uang saku. Terlihat, dari situ terlihat, bakatnya untuk menjadi seorang pengusaha  selama masa kuliah sudah muncul. Itu juga dia lakukan untuk meringankan ekonomi kedua orang tuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline