Tujuh Puluh Enam (76) Tahun Indonesia Merdeka, apakah kita masih mengingat untuk masa depan cucu-cucu kita, mereka masih asik dan ceria bermain di taman kanak-kanak yang sekarang lebih populer playgroup tempat anak cucu kita merangkak berjalan belajar tentang lingkungannya.
Pahlawan Indonesia dari Sabang sampai Meurauke telah berjuang menggapai kemerdekaan dengan siraman mengucurkan air keringat dan menumpahkan darah yang mengalir dan menetes di seluruh penjuru nusantara, yang kini telah tumbuh subur dan berkembang menjadi belantara tak berpusara.
Mereka nenek moyang sebagai pahlawan nasional kita yang telah berjuang tanpa pamrih tidak ada sepeserpun imbalan, malahan mereka menyumbang jiwa dan raga dengan darah mereka untuk meraih dan memperebutkan harta, tahta, ratu, dan demi melindungi pangeran (anak cucu) keturunan bagi regenerasi menuju merdeka.
Apakah benar hasil merdeka yang kita chw nikmati sekarang ini adalah hasil dari keringat dan darah mereka?!
Sedangkan era pancaroba dalam kehidupan yang takaruan ini membikin orang-orang Indonesia itu buta hati, bisu cuwek, dan tuli berpura-pura tidak tahu, padahal munafik telah menyebar dan bertebaran lama seperti banyaknya lalat berkerumun pada bangkai yang telah bau dan bernanah.
Lewat Prosa Peduli Ku Liris Lingkungan, agar kita segera sadar terbangun dan terjaga dari mimpi bobrok kelam, hampa, dan semu, dan sekarang ini cobalah untuk menampar diri, agar kta tahu diri, bahwa apa saja warisan pusaka yang telah kita perjuangkan dalam kenyataan kemerdekaan, apa..?, apa..?, dan apa..?!
Jika kita sampai sekarang masih juga tak peduli tentang kebersihan lingkungan hidup di seputaran tempatan domisili terutama Wilayah Keluarga Indonesia khususnya,
Menjaga pencemaran lingkungan baik tanah, air, dan udara dalam keharmonisan antar sesama sosial masyarakat demi menuju terciptanya budaya bersih,
Justru asal muasal hidup pertama sekali itu di awali dan di mulai dari kesadaran hidup bersih dan sehat masyarakat itu sendiri, keluarga, anak, dan cucu-cucu kita sebagai cerminan masa depan Indonesia.
19-9-2021. Penulis. Junirullah