Lihat ke Halaman Asli

Juni

Administrasi

Mengapa Kita Mudah Menyalahkan Orang Lain?

Diperbarui: 21 Desember 2016   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih lekat dalam ingatan saya, betapa ketika saya remaja dulu pernah tertarik kepada seseorang. Saya terpesona wajah manisnya, senyumnya, rasa humornya, dan ketika ternyata seseorang tersebut tertarik juga kepada saya, maka jalinan asmara telah terjadi. Singkat cerita saya pacaran. Namun beberapa bulan kemudian saya mengetahui bahwa dia juga menjalin hubungan dekat dengan wanita lain, dan saya kemudian memutuskan hubungan dengannya. 

Saat itu saya benar-benar marah. Apa salahku? Saya tidak berhasil menemukan kesalahan pada diri saya. Sikap saya, perilaku saya, semuanya baik-baik saja. Saya tidak pernah melakukan hal-hal yang tidak baik ataupun kecurangan. Saya selalu jujur dan terbuka. Namun mengapa dia mencurangi saya? Apa salah saya? Karena saya tidak menemukan kesalahan pada diri saya, maka saya menyalahkan dia.

--

Menyalahkan pada awalnya mungkin melegakan, atau membebaskan, tapi sebenarnya, menyalahkan orang lain adalah sebuah jebakan.

Ketika kita melemparkan kesalahan kepada orang lain, maka kita merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi bukan tanggung jawab kita. Karena bukan tanggung jawab kita, maka kita tidak melakukan apa-apa. Ketika tidak melakukan sesuatu sebenarnya menunjukkan ketidakberdayaan kita sendiri, dan kita menipu diri sendiri. Suatu saat nanti kita akan mengalami kejadian yang sama dan kita akan kembali menyalahkan orang lain.

Sebenarnya bila kita tidak menyalahkan orang lain, atau bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi, kita akan mencoba mencari, dan pasti akan menemukan solusi. Bila suatu saat terjadi lagi, kita telah terlatih dan akan mengambil pelajaran agar tidak terjadi lagi.

Ketika ini saya tulis, baru saja saya mengalami kejadian yang kurang lebih seperti apa yang saya tulis di atas, hanya saja saya ada di posisi orang yang dianggap bersalah. Namun dengan prinsip dan pemahaman saya, kejadian ini tidak mengganggu saya. Solusi datang dan mengalir tenang.

Pada dasarnya apabila kita mau dan sanggup bertanggung jawab dan tidak melempar kesalahan kepada orang lain,  maka kita akan dengan mudah mengetahui seberapa kuat kita dan kita tidak akan menjadi tawanan orang lain.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline