Dear, Pembaca!
Anak adalah belahan jiwa orang tua, buah cinta dari pasangan yang diikat oleh pernikahan. Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Tidak sedikit hal buruk yang dapat dialami anak dan melukai jiwanya seperti, orang tua bercerai, anak yang harus diasuh ibunya (single parent) lantaran sang ayah telah meninggal dunia dan lainnya.
Kepergian salah satu orang orang tua yang disayangi, akan mendatangkan guncangan kejiwaan yang dapat memengaruhi kondisi psikologis anak. Terlebih jika anak sangat dekat dengan ayahnya, tentu akan menimbulkan beban psikologis yang dalam, sehingga sulit baginya untuk merelakan kepergian sang ayah. Akibatnya, tidak jarang anak menangis histeris, kecewa, depresi saat peristiwa memilukan itu terjadi.
Dalam kondisi mental anak yang lemah ini, kehadiran ibu dan sanak saudara sangat berarti bagi anak. Kematian sang ayah tentu membuat anak membutuhkan kasih sayang yang lebih banyak dari biasanya.
Nah, ibu dapat mendampingi anak di saat kritis tersebut dan bermanfaat bagi tumbuh kembannya ke depan.
Berikut ini, 4 hal yang dilakukan pada anak saat suami meninggal.
- Ingatkan Anak untuk Selalu Berdoa
Satu langkah utama yang dilakukan ibu saat suaminya meninggal dan anak kehilangan ayahnya adalah mengajak anak mendekatkan diri pada Tuhan yang maha kuasa. Teguhkan jiwa anak dan katakan bahwa Tuhan selalu menyayangi tiap hambanya, dan senantiaa mendengar doanya. Sikap ini, dapat memberikan ketenangan jiwa anak sehingga hatinya merasa tentram.
- Memberi Pengertian tentang Makna Kematian
Bagi orang tua barangkali merasa sulit memberikan pengertian tentang makna kematian pada anak, terlebih saat anak mulai beranjak dewasa. Namun jangan khawatir, ibu dapat melakukannya secara perlahan dan sabar. Caranya, berikan contoh-contoh yang mudah dipahami anak.
- Meyakinkan Anak bahwa Keluarga Mencintainya
Kepergian sang sang ayah tentu sangat berat bagi anak. Kehilangan sosok yang biasa dekat dengan aktivitas sehari-hari, kini tidak lagi membersamai anak. Di sini ibu dapat meyakinkan bahwa dirinya masih mempunyai keluarga dan orang-orang yang mencintainya. Yakinkan anak, bahwa keluarga dan sanak saudara selalu mendukungnya. Dengan demikian anak menjadi kuat dan bisa menerima kenyataan yang ada.
- Dorong Anak Berpikir Positif atas Musibah
Langkah terakhir ini penting yaitu mendorong anak senantiasa berpikir positif bahwa tiap kejadian pasti ada hikmahnya. Maksimal untuk bersikap tegar dihadapan anak, agar dia kuat menjalani hidup, tidak sebaliknya berlarut-larut dalam kesedihan.