Lihat ke Halaman Asli

Manula

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat raut bergaris lelah diwajah keriputmu
Pandanganmu yang kosong selalu menerawang
Ingatkah dulu, saat kau perkasa dan anggun
Selalu optimis tebarkan semangat pada generasimu

Entah apa yang ada dalam pikirmu kini
Hanya terawang kosong ke arah jendela
Obrolan dari orang-orang disekitarmu terasa kosong
Selalu tak ditanggapi dua arah

Kini, setelah anak cucumu subur makmur lohjinawi
kau tak merasakan nikmatnya rezeki yang kami peroleh
Betapa menyesalnya diri kami anak cucumu
Dahulu, Kami sering tak indahkan kata-katamu

Tiba saatnya cita-cita kami tercapai
Semua yang kami raih hanya onggokan
Yang tak dapat kau nikmati
Karena kini,
Kau hanya ingin termenung

Apakah yang kau inginkan sekarang?
Kami sungguh resah
Tak tahu bagaimana
Membalas budimu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline