Lihat ke Halaman Asli

Kembang Desa

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Paling cantik, manis dan menarik di Desa Suarandana. Bernama Yuyun. Hidupnya sederhana bersama orangtuanya yang merupakan guru di Sekolah Dasar. Ayahnya seorang pegawai swasta di Kota Terang Benderang. Hanya pulang seminggu sekali.

Hidup Yuyun cukup bahagia ditengah kesahajaan keluarganya, perhatian pemuda-pemuda di Desa Suarandana selalu berlomba untuk mendapatkan hati Yuyun. Namun Yuyun tak mudah terpaut hati para pemuda yang mengincarnya. Yuyun bukan jinak-jinak merpati tapi selalu ingat pesan ayahnya bahwa Yuyun harus pandai menjaga diri. Apalagi ayahnya jarang ada dirumah, kata ayahnya, Yuyun harus kasihan sama ibunya yang menjaganya seorang diri selama ayahnya bekerja.

Yuyun senang punya teman banyak, laki-laki maupun perempuan. Dan hubungan pertemanan serta kehangatan tutur sapa dirumahnya dan sekitarnya membuat kebahagiaannya bertambah.

Lama-lama Yuyun punya ambisi juga, setelah lulus SMA, Yuyun ingin meneruskan kuliah di Kota Bandung. Katanya ingin maju dan ingin membahagiakan kedua orangtua kelak.  Waktu bergulir dan tiba saatnya Yuyun merantau untuk menimba ilmu di Kota kembang yang jauh dari desanya, kedua orangtuanya tak dapat menghalangi keinginan Yuyun. Akhirnya Yuyun diantar dengan berat oleh ayah ibunya ke Bandung dan menitipkan Yuyun pada adik ibunya yang tinggal di Bandung.

Sehari dua hari, Yuyun menyesuaikan diri. Namun ia rasakan di Kota besar itu sungguh bagai robot, melihat geliat orang-orang yang lalu-lalang tanpa menyapa dan senyum apalagi bersua walau sekejap sebagai interaksi sesama manusia. Semua begitu sibuk dan tak ada perhatian sedikitpun untuk hubungan manusiawi yang layak dilakukan terhadap orang-orang sekitarnya. Yuyun nelangsa dan sedih. Ingat desanya yang hangat dan selalu menyusupkan kehangatan serta bahagia walau hanya dari obrolan bersama teman serta sapaan ketika berpapasan. Wajah cantiknya tak diambil peduli di Kota Kembang itu. Semua tertuju pada ambisi masing-masing.

Apa daya, Yuyun hanya bisa menunggu sampai kuliahnya selesai baru bisa pulang ke Desa karena tak mau mengecewakan kedua orangtuanya. Hari-harinya dijalani penuh kehampaan. Ia isi harinya dengan membaca, belajar dan cari kerja sampingan sambil kuliah. Yuyun bercita-cita, setelah lulus kuliah ia akan memajukan desanya dengan ilmu dan pengalaman yang ia miliki. Yuyun tak ingin melesat maju di Kota yang dingin dan bak robot itu. Yuyun merasa hidupnya akan bermakna kala berguna untuk desa tempat kelahirannya. Di Kota besar itu Yuyun hanya menimba ilmu sebanyak-banyaknya serta mendulang pengalaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline