Lihat ke Halaman Asli

Humas Kominfo Gorontalo

Penulis dan Pewara

Refleksi Kelompok Rampagoe Goes to Serambi Mekkah Mengenal Keberagaman dengan mengeksplor Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Diperbarui: 24 Desember 2023   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tim Media Rampagoe 

Kegiatan refleksi dalam satu rangkaian modul Nusantara inbound Universitas Malikussaleh Kelompok Rampagoe dengan mengeksplorasi keberagaman nilai persatuan sekaligus kunjungan masjid Baiturrahman Banda Aceh  (Sabtu, 2 Desember 2023)

Menariknya kegiatan Modul Nusantara kali ini yang tepat di pusat serambi Mekkah Banda Aceh dengan mengunjungi Masjd Raya Baiturahman yang merupakan Iconik Aceh yang lokasinya juga berdekatan langsung dengan Vihara, Gereja Katolik yang dimana kita bisa belajar banyak terkait Toleransi  Beragama. Hal ini, terlebih lagi di Aceh sendiri terkenal dengan daerah Mayoritas muslim dengan Qanun dan penerapan syariat Islam namun tidak ada paksaan bagi non-muslim untuk mengikut syariat Islam baik budaya maupun penampilan tetapi inilah kearifan lokal Aceh sesungguhnya yang kami dapatkan ketika mengikuti Modul Nusantara di masjid Baiturrahman kali ini, hal tersebut mengindikasikan bahwa Nusantara itu sangat beragam, Maka dengan keberagaman tersebut kita dapat bertoleransi Satu sama lain.

Susilawati, Salah satu Anggota Kelompok yang berasal dari Universitas Kahuripan Kediri Mengatakan Terdapat Nuansa Religius serta Penuh haru saya dapatkan ketika mengunjungi tempat ini terlebih lagi saat pertama kali datang mengunjungi masjid pada pelaksanaan shalat subuh terdapat puluhan orang yang turut hadir melaksanakan shalat subuh dan mendengarkan Kajian atau Kultum bersama bak seperti suasana di Tanah Suci Mekkah, dan menariknya pada arsitektur bangunan masjid yang menjadi Ciri khas yaitu Payung masjid yang dibuka setiap pukul 6 pagi atau 9 pagi dan senang rasanya bisa berkesempatan menyaksikan dibukanya payung mulai dari menguncup hingga mengembang tersebut di masjid yang menjadi saksi sejarah peristiwa tsunami 26 Desember 2004 silam.

Adapun Filosofis dan sejarah masjid Raya Baiturahman Banda Aceh Tersebut  yang tidak hanya diperuntukkan untuk kegiatan ibadah saja tetapi sebagai simbol budaya,agama, dan perjuangan rakyat Aceh. Masjid ini disebut juga masjid Kesultanan Aceh, awalnya masjid yang asli dibangun pada tahun 1612 dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Saat masa perang Aceh melawan Belanda masjid raya Baiturrahman ini menjadi benteng pertahanan rakyat Aceh. Untuk menarik kembali simpati rakyat aceh, Belanda membangun kembali masjid raya baiturrahman dengan satu kubah. Pada saat itu status masjid ini sebagai masjid kerajaan yang menampilkan atap jerami berlapis lapis yang merupakan fitur khas arsitektur aceh, ciri khas masjid raya baiturrahman adalah memakai gaya arsitektur Mughal, ditandai dengan bangunannya yang memiliki menara dan kubah besar seperti taj mahal india. Selain itu sejarah juga menjelaskan bahwa bangunan asli masjid baiturrahman sempat terbakar pada masa pemerintahan Sultan Nurul Alam sebagai gantinya, dibangunlah masjid baru di lokasi yang sama.  
Masjid ini masih berdiri tegak ditengah amukan gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang hanya mendapatkan sedikit kerusakan, disaat kejadian bencana alam tersebut masjid ini digunakan sebagai tempat penampungan sementara orang orang yang terlantar dan dibuka kembali untuk ibadah shalat setalah 2 minggu kemudian.  

Dokumentasi Rampagoe Goes to Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh


Kegiatan refleksi ini bertujuan sebagai proses perenungan serta ucap syukur atas pembelajaran selama ini yang telah diperoleh dari kegiatan kebhinekaan sebelumnya yaitu melalui seni dan kearifan lokal, kegiatan modul Nusantara kelompok Rampagoe yang pertama kalinya mengunjungi masjid raya Baiturahman Banda Aceh yang difaslitasi oleh Dosen Modul Nusantara ImamShadiqin M.,Si berjalan secara aktif dan dinamis, kondusif serta terjalin interaksi yang harmonis dalam mengeksplorasi kegiatan ini. Melalui kegiatan mahasiswa ini terlebih lagi dengan mengenal keragaman dan nilai religius baik pemandu maupun mahasiswa dapat mengali proses refleksi terhadap isu isu nilai nasionalis persatuan dan rasa cinta terhadap tanah air sehingga refleksi bersama ini sangat besar faedahnya bagi mahasiswa modul Nusantara di Universitas Malikussaleh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline