Lihat ke Halaman Asli

Humas Kominfo Gorontalo

Penulis dan Pewara

Mensinergikan Modul Nusantara Melalui Tarian Guel Muniru

Diperbarui: 23 November 2023   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tim Media Rampagoe 

Kegiatan Modul Nusantara Yang merupakan Program dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan kegiatan kebudayaan di daerah contohnya kegiatan yang dilakukan Oleh Mahaasiswa Pertukaran Unimal yang tergabung dalam Kelompok "Rampaagoe" yaitu kegiatan seni dan kebudayaan daerah agar mahasiwa terlibat aktif di dalamnya dan berinteraksi langsung terhadap unsur kebudayaan Identitas Masyarakat Aceh yaitu di Tanah Gayo, Sabtu (4/11/2023).

Kegiatan Kebhinekaan dengan Mempelajari serta melakukan Tradisi Filosofis Tarian "Guel Muniru" oleh kelompok Rampagoe Yang dimana tarian ini sendiri memiliki makna dan realitas interaksi dinamis kehidupan sehari hari oleh Masyarakat Gayo terutama Tari Guel merupakan Identitas Penting Suku Gayo yang sejarahnya sudah sepatutnya dipelajari,diungkapkan,dan dilestarikan terutama dalam memandang seni sebagai aktivitas Budaya Manusia, yang dimana kegiatan ini dilakukan Kelompok 4 RAMPAGOE yang berlangsung di Bukit Pantan Terong Dataran Tinggi Tanah Gayo Takengon Kampung Ulu Nuih Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.

Tarian Guel Muniru yang berasal dari Tanah Gayo ini apabila mengulik sejarah filososfis keberadaan Tarian ini yaitu bukan hanya sekadar tari, tetapi tarian ini merupakan gabungan dari seni sastra,seni musik, dan seni tari itu sendiri sebagai identitas masyarakat Gayo. Guel sendiri memiliki makna khasanah budaya Provinsi Aceh yaitu Guel yang berarti membunyikan. Tarian guel sepenuhnya merupakan apresiasi terhadap wujud alam, lingkungan,kemudian dirangkai melalui gerak simbolis yang utuh. Keunikan dan kekhasan tari guel ini sebagai media informatif,memadukan seni sastra, musik/suara, serta gerak yang memungkinkan untuk dikembangkan(Kolaborasi) sesuai dengan zaman,dan pola pikir masyarakat setempat.

Kelompok 4 "Rampagoe" Bukan hanya sekadar mempelajari makna Filosofis Tarian Guel Muniru ini, namun bentuk antusias dalam mempelajari tarian ini dituangkan bersama dengan mempraktikan tarian ini secara bersama sama di bukit pantan terong dengan memakai pakaian tradisional yang khas yakni Kerawang Gayo yang terdiri dari baju,celana,dan kain penutup celana serta Opoh ulen ulen yang sekaligus merupakan properti tari yang difasilitasi oleh Dosen Modul Nusantara yaitu Imamshadiqin M.,Si. Semakin menambah keindahan dalam pelaksanaan praktik tarian ini karena dilakukan di atas bukit pantan terong yang dimana dapat menyaksikan Landskap Kota Takengon dengan bangunan tampak kecil dari atas menyajikan pemandangan pedesaan diatas bukit sambil menikmaati kesejukan serta terdapat hamparan Danau laut tawar yang biru bersih dengan hamparan sawah hijau di bawahnya dengan tampak bukit yaang indah mengelilingi, Bak Menari di atas awan itulah yang dirasakan kelompok 4 "Rampagoe" pada saat itu. 

Osa Achman, Mahasiswa asal Universitas Hamzanwandi, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Mengungkapkan bahwa selain merupakan pengalaman pertamanya mempraktikan tarian Guel Muniru ini sangat senang dan bangga bisa terlibat langsung dalam tarian ini, "Menurut saya tidak semua orang bisa seberuntung saya dapat belajar dan diberikan kesempaataan secara langsung untuk melakukan tarian ini, kami kelompok 4 RAMPAGOE dilatih langsung oleh sanggar seni Himaika Universitas Malikussaleh selama 2 minggu dan Alhamdulilah pada saat hari pelaksanaan semuanya berjalan dengan lancar, dan dalam praktek tarian ini saya berada pada bagian Pola Utama tari yang menambah rasa semangat saya berbeda halnya belajar teori tetapi kali ini dapat langsung saya praktikkan dalam keunikan gerakan tarian yang berangkat dari kisah legenda Gajah Putih Keraajaan Linge Gayo yang memiliki pesan moral tentang pentingnya menegakkan keadilan dan mempertahankan hak-hak setiaap individu yang berdampak besar bagi lingkungannya." 

Dokumentasi Tim Media Rampagoe 

Gayo memiliki keberaagaman yang bukan hanya terkenal dengan sejarah kopi gayo nya tapi terdapat beragam jenis budaya ataupun kebudayaan yang menjaadi icon masyarakat gayo terutama tarian Guel Muniru yang mempelajari manusia baik dari segi budaya,perilaku,keanekaragaman serta adat istiadat. "Saya sebagai anak muda merasa sudah sepatutnya dalam kegiataan modul nusantara seperti ini kita bukan hanya sekadar mempelajari tetapi ikut melestarikan terutama di tengah perkembangan zaman dan modernisasi tingkah laku pola pikir manusia terhadap akulturasi budaya yang dimana anak muda sebagai pelopor kebudayaan harus melakukan beberapa pendekatan baik dari aspek sosial masyarakat dan lingkungan pendidikan," Ungkap Osa.

ImamShadiqin M.,Si Selaku Dosen Modul Nusantara Kelompok "RAMPAGOE" Secara Terpisah diakhir pelaksanaan kegiatan modul Nusantara Kebhinekaan Tersebut, Mengatakan "Kegiatan Modul Nusantara ini saya sudah rancang secara khusus untuk kelompok 4 yang mana mahasiswa pertukaran bukan hanya sekadar belajar teori tetapi sebisa mungkin dapat mengesksplore keragaman budaya dan kebudayaan masyarakat gayo di aceh Melaui Tarian Guel Muniru ini, sebagai identitas khusus dan ciri khas masyarakat gayo yang sudah jarang diketahui dan dipraktikan secara langsung oleh generasi muda atau Gen Z karena pengaruh Globalisasi terutama terhadap pengaruh Akulturasi budaya, saya mengharapkan dengan adanya kegiatan modul nusantara dapat disinergikan bersama generasi muda untuk berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga identitas budaya dan sukunya. Terutama tarian Guel Muniru yang menyimpan simbol sejarah dengan adanya peran anak muda sebagai tongkat estafet kedepan agar suku dan keberadaanya tidak hilang terbawa arus modernisasi dan menepis sebutan gayo sebagai negeri dongeng itu dengan fakta yang dituliskan generasi Muda saat ini".

Dan seharusnya dengan kemajuan teknologi ini kita mampu memfilter hal positif yng dapat dituangkan dalam sebuah ekspresi budaya, kecanggihan teknologi juga apabila dapat digunakan secara kreatif tentu saja bisa digunakan sebagai wadah untuk memperkenalkan budaya serta tradisi dalam pembuatan konten kreatif karena pengguna internet di indonesia adalah pengguna media sosial. 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline