Lihat ke Halaman Asli

jung dewiaa

mahasiswa

Inovasi Mahasiswa Untag Surabaya: Transformasi Limbah menjadi Cocopeat

Diperbarui: 17 Juli 2024   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Karangkuten di Mojokerto kini memiliki harapan baru dalam memanfaatkan limbah sabut kelapa yang selama ini hanya menjadi masalah lingkungan. Inovasi dari mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, khususnya sub kelompok 10-R8, telah menunjukkan bahwa solusi kreatif dapat mengubah masalah menjadi peluang ekonomi yang berkelanjutan. Mereka berhasil mengubah limbah sabut kelapa yang melimpah menjadi cocopeat, sebuah alternatif media tanam yang ramah lingkungan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Sabut kelapa yang selama ini dianggap sebagai limbah tak berguna oleh pedagang es kelapa di Desa Karangkuten, kini menjadi sumber daya yang berharga berkat inovasi ini. Sabut kelapa diolah menjadi cocopeat, sebuah serat alami yang diproses menjadi media tanam berkualitas tinggi. Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah limbah, tetapi juga menghasilkan produk yang sangat berguna dalam dunia pertanian dan perkebunan.

Mahasiswa pengabdian dari Untag Surabaya, dengan semangat dan dedikasi mereka, telah memperkenalkan teknologi pengolahan sabut kelapa kepada masyarakat setempat. Dewi, salah satu mahasiswa dari sub kelompok 10-R8, mengungkapkan, "Kami melihat banyak sekali sabut kelapa yang terbuang begitu saja di sepanjang jalan yang menjual es kelapa. Padahal, sabut kelapa dapat diolah menjadi cocopeat yang sangat berguna sebagai media tanam. Selain ramah lingkungan, cocopeat juga memiliki daya serap air yang mampu menyimpan nutrisi lebih lama dibandingkan dengan tanah biasa."

Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi atas permasalahan limbah, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Karangkuten. Dengan memberikan pelatihan tentang teknik-teknik pembuatan cocopeat kepada mitra penjual es kelapa, mahasiswa Untag Surabaya berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai ekonomis. Transformasi ini melalui beberapa tahapan penting, mulai dari pengumpulan sabut kelapa, pemisahan serat kasar, pencucian, pengeringan, hingga pengemasan. Proses ini memerlukan ketelitian dan pengetahuan yang cukup, yang kini telah ditransfer kepada masyarakat melalui pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa pengabdian.

Keberhasilan ini merupakan bukti nyata bahwa dengan kreativitas dan semangat yang tinggi, masalah lingkungan dapat diubah menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan. Inovasi cocopeat ini memberikan manfaat ganda: mengurangi limbah dan menyediakan alternatif media tanam yang lebih baik bagi petani. Pengabdian mahasiswa Untag Surabaya adalah contoh inspiratif bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah nyata di masyarakat. Inovasi mereka tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dengan menciptakan peluang usaha baru yang berkelanjutan.

Dengan demikian, kita patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa pengabdian Untag Surabaya yang telah membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil. Transformasi limbah sabut kelapa menjadi cocopeat adalah contoh nyata bahwa solusi atas masalah lingkungan dapat ditemukan melalui inovasi dan kolaborasi. Mari kita dukung dan dorong lebih banyak inisiatif serupa agar Indonesia semakin maju dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline