Lihat ke Halaman Asli

Jundi Abdulloh

karyawan swasta

Empat Arus Besar di Balik Anies Baswedan - Cak Imin

Diperbarui: 4 September 2023   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa hari yang lalu, partai Nasdem mendeklarasikan pasangan Anies -- Cak imin sebagai pasangan capres dan cawapres pada pilpres 2024 mendatang. Dengan meninggalkan AHY dan partai demokrat yang di gadang-gadang akan menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan.

Hal tersebut membuktikan tentang dinamisnya dunia perpolitikan, dan hal tersebut belum menjadi final. Masih terdapat waktu yang panjang untuk mencapai tahun 2024.

Ada satu hal yang sangat menarik. Bukan mengenai manuver politik yang dilakukan oleh Anies Baswedan ataupun Surya Paloh dan partai Nasdem. Akan tetapi masyarakat akar rumput yang menjadi simpatisan masing-masing calon dan partai didalam koalisi perubahan untuk persatuan (KPP).

Seperti yang diketahui, Anies Baswedan saat ini diusung oleh tiga partai parlemen. Partai tersebut ialah PKB, Nasdem, dan PKS. Masing-masing dari partai tersebut memiliki kader hingga simpatisan dengan karakter masyarat yang berbeda-beda. Inilah yang menarik untuk dibahas.

Pertama, Anies Baswedan mendapatkan dukungan dari pemilih muslim konservatif. Bukan tanpa alasan. Hal tersebut terjadi dikarenakan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh lawan politiknya yaitu Ahok alias Basuki Thahaja Purnama pada saat pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu. Anies Baswedan yang merapat dengan para ulama pada saat itu terbukti dapat meraih simpati dan suara mayoritas kaum muslim konservatif. Dikarenakan menganggap Anies Baswedan dekat dengan ulama pada saat itu.

Kedua, selain pemilih muslim konservatif yang mendukung Anies Baswedan sejak pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Sebagian simpatisan Muhammadiyah juga memberikan dukungan kepadanya sejak kasus penistaan agama pada saat itu. Terlebih lagi, Anies mendapatkan dukungan dari salah satu partai non parlemen yaitu partai ummat, sebuah partai yang didirikan oleh Amien Rais. Dengan itu pula Amien Rais masih memiliki pengikut dari kalangan sebagian simpatisan Muhammadiyah.

Ketiga, dengan dipilihnya Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden. Dengan anggapan bahwa dirinya menjadi perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) sehingga dapat meraup suara dari kalangan NU. Walaupun berbagai dinamika juga terjadi di kalangan akar rumput warga NU terkait narasi "NU ya PKB, PKB ya NU".

Berikutnya ialah PKS, yang memiliki basis massa ataupun simpatisan tersendiri melalui gerakan-gerakannya di masyarakat.

Keempat arus, ataupun simpatisan ini merupakan kelompok-kelompok yang seringkali berseberangan, bahkan bergesekan terlebih lagi pada masyarakat akar rumput. Baik dikarenakan perbedaan ideologi dengan gerakan-gerakan masing-masing, terlebih lagi dalam urusan pilihan politik.

Menjadi menarik juga, pada saat tahun 2017, Surya Paloh dengan Metro TV yang menjadi miliknya seringkali membangun narasi yang merugikan kelompok muslim konservatif yang merasa tersakiti oleh pernyataan Ahok yang dinilai menistakan agama Islam. Sampai-sampai, tim metro Tv pernah di usir oleh massa aksi dikarenakan narasi-narasi yang dikeluarkan oleh mereka.

Namun pada saat ini, semua terhimpun menjadi satu koalisi. Menjadi bukti politik yang begitu dinamis. Juga menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipertanyakan. Akankah empat arus ini dapat bersama-sama saling membangun satu sama lain, dalam mengusung Anies Baswedan dan Cak Imin dalam kontestasi pemilihan presiden di 2024 mendatang. Ataukan akan tetap menjadi masing-masing, bubar jalan, seperti biasanya yang terjadi?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline