Lihat ke Halaman Asli

Petrikor kota

Jejak bersajak

Wanita di Bulan Penghujan

Diperbarui: 1 Juli 2022   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Banyak cerita dan perjalanan larut yang pernah kita lewati
Ada kisah asmara yang pernah aku sadari
Kita pernah tenggelam dalam malam yang penuh drama
Namun kita tidak saling mengerti hadirnya hujan

Jika mentari yang kau padamkan untuk derasnya hujan
Mengapa hangat pelukku tak kau lepaskan dalam tarian deras ?
Rintikan cerita yang membasahi pikiran ketika mentari kau pertaruhkan, ternyata tidak membuat hujan menjadi abadi
Bahkan kini kau menjadi petir di siang bolong
Lalu membakar rupa mu yang begitu sejuk

Meskipun kita tidak mengerti apa yang terjadi setelah hujan
Namun aku takut mendengar kabar badai
Jika aku mentari yang menghangatkan
Ku berharap pada hujan yang menyejukkan
Hadirlah engkau dalam bentuk berkah mu
Meskipun aku bersembunyi dalam selimut langit - langit penuh cerita

Duhai wanita di bulan penghujan
Sampai jumpa dalam pekatnya mendung
Meski pernah meleburkan aroma pretikor dalam pipimu
Namun kau bukan hujan yang kurindukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline