Lihat ke Halaman Asli

Junanto Herdiawan

TERVERIFIKASI

Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Kesehatan Vs Ekonomi, Mana Lebih Penting?

Diperbarui: 29 Maret 2021   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penanganan pasien Covid 19 (Sumber: shutterstock.com via money.kompas.com)

"Manakah yang perlu didahulukan, masalah kesehatan atau masalah ekonomi?" Kalau kita menjawab salah satu, maka kita akan terjebak dalam dualisme. 

Mengapa demikian? Pertanyaan yang sifatnya kontradiktif memang kerap menimbulkan kebingungan. 

Ada yang berpendapat kalau kita membatasi kegiatan masyarakat, seperti kebijakan PSBB atau PPKM Mikro, dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi. Tapi di sisi lain, pendapat juga mengatakan bahwa melonggarkan kegiatan ekonomi dapat memicu risiko lonjakan pasien Covid-19.

Kita melihat bahwa ekonomi Indonesia tahun 2020 terkontraksi minus 2,07 persen. Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia secara keseluruhan telah menembus angka satu juta orang, dengan angka kematian lebih dari 30 ribu orang. Tentunya kita berharap kehadiran vaksin dapat membawa optimisme dalam pemulihan ekonomi.

Presiden Jokowi telah membuat pernyataan tegas bahwa kesehatan dan ekonomi itu sama penting dan harus diselesaikan secara bersamaan. 

Dari sisi sejarah ilmu ekonomi, yang dapat kita baca juga melalui sungai sejarahnya yang panjang, masalah kesehatan dan ekonomi bukanlah dua hal terpisah yang bisa didikotomikan. 

Saat ini banyak orang yakin, bahkan beberapa ekonom, bahwa ilmu ekonomi itu adalah sebuah bangunan ilmu yang berada pada kompartemen terpisah. 

Maksudnya begini, kalau ada masalah seperti kesehatan, atau kerusakan lingkungan, muncul anggapan bahwa hal itu berada di luar bangunan ekonomi. Bukan urusan ekonom lah, gitu kira-kira. Padahal aspek kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan dari aspek ekonomi, sosial, dan kehidupan seseorang. Jadi tidak bisa dipisahkan atau didikotomikan.

Ekonomi dalam praktiknya di keseharian adalah sebuah dimensi kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari aspek-aspek kehidupan lainnya. 

Dalam bukunya The Great Transformation (1944), Karl Polanyi mengangkat gagasan tentang ketertanaman ekonomi (embedded economy). 

Ide yang diangkat Polanyi adalah bahwa ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan politik. Masih menurut Polanyi, ekonomi itu perlu tertanam secara organik dalam masyarakat dan alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline