[caption id="attachment_205273" align="aligncenter" width="614" caption="Bersama Jeffrey Polnaja (tengah) pengeliling dunia dengan sepeda motor, dan Bp Tawakal, Atase Pertahanan KBRI Tokyo, di Roppongi, Tokyo."][/caption]
Di kalangan penjelajah dunia internasional, nama Indonesia memang belum terlalu eksis. Tapi kini, kita bisa bangga dengan adanya Jeffrey Polnaja. Dia adalah penjelajah dunia seorang diri dengan sepeda motor besar dari Indonesia. Dia juga menjadi orang Indonesia pertama yang mampu menaklukkan kawasan liar dan beku di Siberia, Rusia.
Pekan lalu (9/9), saya bertemu dengan Jeffrey, yang juga akrab dipanggil Kang JJ, di Roppongi, Tokyo. Kang JJ tiba di Jepang setelah selesai menjelajahi Siberia dan masuk ke Jepang lewat utara, atau dari pulau Hokkaido. Ia bercerita bahwa pekan lalu baru saja menjelajah Siberia sepanjang 7.000 km dari Novosibirk hingga Vladivostok. Kelelahan dan suhu dingin di Siberia adalah tantangan terbesar. Medan off-road di sana panjangnya hampir 3000 km, dan suhu kadang menembus minus 3 hingga 10 derajat celsius. Padahal saat ini Siberia sedang musim panas.
Di Roppongi, Kang JJ didampingi oleh Pak Dwatmadji Hanomanresi dan Pak Tawakal dari KBRI Tokyo, hadir untuk menyaksikan Festival Indonesia 2012. Kang JJ memang kerap menyempatkan diri bertemu dengan pihak KBRI dari setiap negara yang dikunjunginya sebagai bentuk dukungan dan nasionalismenya pada Indonesia.
Saya berbicara dengan Kang JJ sambil mengamati motor besar yang digunakannya keliling dunia, yaitu jenis sepeda motor BMW R 1150GS bernopol B 5010 JP. Nopol itu juga memiliki arti khusus, “5010” artinya “Solo” atau seorang diri, dan JP adalah singkatan dari Jeffrey Polanja.
Motor BMW miliknya ini adalah motor kedua yang digunakannya setelah motor pertamanya hilang dicuri orang di Amsterdam, Belanda. “Bayangkan pak, saya sudah melewati aneka negara konflik dan perang, motor saya aman. Tapi justru di Amsterdam, di depan kantor polisi lagi, motor saya malah dicuri orang”, cerita Jeffrey pada saya.
Untunglah, ia berhasil memproses kehilangan motornya dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pihak KBRI Amsterdam, BMW, dan beberapa sponsor, sehingga mendapatkan motor barunya kali ini.
Apa yang melatarbelakangi aksi keliling dunia dari Jeffrey Polnaja? Ia menamakan misi keliling dunianya dengan istilah “Ride For Peace”, atau untuk perdamaian dunia. Jeffrey prihatin dengan terjadinya berbagai peperangan dan kerusuhan di berbagai belahan dunia. Untuk itu, ia bertekad berkeliling dunia membawa misi perdamaian.
Jeffrey juga sempat berkendara di daerah konflik seperti Afghanistan dan Pakistan. Di sana ia sempat diberondong peluru. Untung saja ia berhasil menyelamatkan diri. “Kalau saya menghindari daerah konflik namanya bukan Ride for Peace dong pak, tapi Ride for Fun”, jelas Jeffrey saat ditanya kenapa memilih melewati daerah konflik.
Dalam kesempatannya mampir di Tokyo, Kang JJ bertemu dengan berbagai kalangan, baik bikers maupun masyarakat Indonesia lainnya. Perjalanan keliling dunia ini membuatnya semakin menyadari bahwa tingkat persaudaraan antar bangsa sangat tinggi. Ia yakin bahwa perdamaian sebenarnya bisa terwujud.
Di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), yang berlokasi di Meguro, Jeffrey sempat bertemu dengan guru dan siswa Indonesia yang bersekolah di sana. Anak-anak SRIT berkerumun mengagumi motor besar Jeffrey dan mendengarkan aneka kisah perjalanannya keliling dunia, mulai dari latar belakangnya keliling dunia yang diinspirasi juga oleh komentar anaknya tentang dunia yang penuh peperangan, hingga kisah saat motornya dicuri, dirampok, dan kecelakaan yang dialaminya.
[caption id="attachment_205274" align="aligncenter" width="575" caption="Jeffrey Polnaja (tengah duduk di atas motor), bersama guru dan siswa Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), di Tokyo / photo Supardo Jamin"]
[/caption]
Jeffrey memberikan semangat pada anak-anak Indonesia yang bersekolah di Jepang untuk jangan menyerah. Kita mampu melakukan hal-hal yang kita kira atau orang lain kira tak mungkin dilakukan. Mottonya hanya satu “Don't Give Up” atau “Jangan Menyerah”.
Semangat Jeffrey ini adalah sebuah harapan bagi generasi muda Indonesia. Bahwasanya, sebenarnya kita memiliki banyak potensi dan kemampuan, tak kalah dengan bangsa lain. Asalkan kita semua bertekad dan disiplin, kita pasti bisa.
Sebelum menjelajahi Siberia, Jeffrey telah melalui tujuh negara di Eropa. Ia mengawali perjalanannya pada 25 Juni 2012 dari Perancis, menuju Belgia, Belanda, Jerman, Polandia, Belarus, dan Rusia. Ini adalah misi keduanya, setelah misi sebelumnya, dari tahun 2006 hingga 2008, ia berhasil menjelajahi 72 negara.
Rencananya, dalam misi keduanya ini, Jeffrey akan berkelana sejauh 220.000 kilometer melintasi beberapa negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Australia.
Tak kurang dari 30 negara akan disinggahi, mulai dari Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Skandinavia, Polandia, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Kuba, Kolombia, Nikaragua, Bolivia, Brasil, Argentina, Peru, Selandia Baru, Australia, dan Timor Leste. Rencananya, Jeffrey akan tiba kembali di Jakarta pada tahun 2014.
Gambatte Jeffrey-san !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H