Tempat wisata merupakan investasi suatu daerah yang memiliki pendapatan yang cukup besar. Dari itulah pemerintah darah bersungguh-sungguh dalam mengelolanya agar tidak punah. Banyak tempat wisata yang terdapat di berbagai daerah, misalnya di Bali yaitu pantai Kuta yang terkenal indah, sehingga banyak para wisatawn yang berdatangan ke Pulau Bali untuk menikmati suasana indahnya alam yang ada di Pantai tersebut. Mengapa Bali bisa menjadi terkenal? Yaitu karena keindahan dan tempat wisatanya yang mendukung dan juga banyak terdapat kesenian khas Bali yang cukup diinati oleh warga negara asin.
Tempat wisata tidak hanya terdapat di daerah Bali. Di Indonesia juga banyak tempat wisata yang diminati oleh para wisatawan meskipun dari warga negara sendiri. Pemerintah daerah banyak mendapatkan suatu pendapatan dari tempat wisata tersebut untuk pembangunan dan kemakmuran rakyat, dan itu perlu kita syukuri dan kita pelihara dengan sebaik mungkin.
Salah satu daerah yang memiliki tempat wisata adalah pulau Madura. Semenjak dahulu banyak wisatawan yang datang ke Madura baik itu Warga Negara Asing atau Warga Negara Indonesia sendiri. Apalagi setelah dibangun jembatan yang menghubungkan antara pulau Jawa dengan Madura yang disebut jembatan SURAMADU. Dengan dibangunnya jembatan tersebut semakin banyak wisatawna yang berdatangan ke pulau Madura. Semisal mereka ingin menikmati pemandangan-pemandangan yang ada di Madura.
Dalam perencanaan setelah pembangunan jembatan SURAMADU Madura akan dibagi menjadi empat bagian. Pertama, Bangkalan akan dijadikan kota perdagangan. Kedua, Sampang akan dijadikan kota industri. Ketiga, Pamekasan akan dijadikan kota pendidikan. Keempat, Sumenep akan dijadikan kota wisata. Di Sumenep banyak terdapat tempat wisata yang dimintai, diantaranya adalah Asta Tinggi yang merupakan tempat makam para raja Sumnep yang telah dikebumikan, pantai Lombang, pantai Slopeng, pantai Badur, Rumah Pasir, Asta Yusuf di pulau Poteran , dan masih banyak tempat-tempat wisata lainnya yang terdapat di Sumenep.
Ruwatan Untuk Tempat Wisata
Memang perlu kita sadari dan pahami bahwa sesuatu yang banyak mendapatkan penghasilan menyebabkan kita lupa untuk bersyukur dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pendapatan yang dihasilkan dari tempat wisata jangan hanya digelembungkan tidak tentu arahnya. Akan tetapi, bagaimana pemerintah daerah bisa memanfaatkan dari pendapatan tersebut untuk ruwatan semacam istighatsah dan tahlilan di tempat wisata yang dikelola, agar Madura dan khususnya daerah Sumenep bisa terhindar dari segala macam bencana yang telah banyak menimpa daerah-daerah lain di luar Madura. Dalam satu bulan pemerintah setidaknya mengadakan semacam ruwatan satu kali yang harus dijadikan rutinan tiap bulan, dan itu tidak akan mungkin mengurangi investasi yang didapat.
Kesadaran akan kesejahteraan bersama sangatlah harus dipikirkan telebih dahulu. Pemerintah dalam mengambil kebjakan tidak boleh memandang sebelah mata. Ruwatan juga merupan rasa syukur kita kepada tuhan atas nikmat dan riski yang telah diberikan selama ini. Ruwatan tersebut bukan untuk memuja tempat-tempat wisata tersebut, melainkan untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah Swt.
Itu semua harus mendapat semacam dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat yang ada di sekitar daerah tersebut, agar tidak terjadi pro dan kontra dalam pelaksanaannya. Dan itu memerlukan semacam sosialisasi yang harus diberikan oleh pemerintah agar semua komponen masyarakat sepenuhnya mendukung tehadap pelaksanaan ruwatan tersebut.
Dengan demikian, memungkinkan untuk mempromosikan tempat wisata tersebut ke luar atau dalam kota bisa menjadi lebih mudah dilakukan, agar pendapatan yang akan didapat bisa bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun pemeliharaan tempat wisata itu bukan untuk mendapatkan uang yang melimpah. Apalagi saat mengadakan ruwatan melukakan kerjasama dengan pihak tertentu, misalnya wartawan surat kabar atau beberapa perusahaan yang ada.
Oleh: Junaidi Khab*
*Penulis adalah anggota forum istighotsah malam jumat legi dan pengurus dibaiyah mingguan pondok pesantren Al-In'Am Banjar Timur Gapura Sumenep .