"Saya ini kalau diperintahkan oleh lima sesepuh, saya akan menjadi calon presiden, tanpa tim sukses tanpa duit, dulu begitu, saya hanya bermodal kepercayaan masyarakat. Kita tidak perlu berpikir mengenai orang lain melihat kita seperti apa yang penting, do the right thing if it's believed as something right". Gus Dur.
Kutipan dari pembicaraan Gus Dur pada acara Kick Andy di stasiun televisi METRO TV cukup memberikan andil dan peran yang cukup dalam membangun pemerintahan dan semangat dalam berpolitik yang sehat tanpa membeli masyarakat untuk dijadikan kambing hitam dalam suatu masa roda pemerintahan. Sudah menjadi hal yang wajar dan mentradisi di Indonesia bahwa jika suatu kandidat partai mencalonkan dirinya sebagai wakil rakyat akan maju jika diperintahkan oleh uang. Jika sudah uang yang memerintahkan, maka mereka memiliki persepsi akan terpilih dan mendapat suara rakyat terbanyak.
Disadari atau tidak, kini Indonesia berada dalam ranah roda perpolitikan yang sangat tendensius, yaitu money politic. Perlu mendapat acungan jempol politik yang demikian. Karena memang dengan adanya fulus apa yang menjadi keinginan akan mudah tercapai. Kesuksesan dalam mengandalkan money politic dipengaruhi oleh beberapa hal: Pertama, karena masyarakat Indonesia mayoritas miskin walau secara fisik berada di Negara yang kaya. Kedua, masyarakat tidak pandai dalam dunia politik. Ketiga, kurang sadarnya masyarakat terhadap dampak money politic yang dianggap menguntungkan dirinya (Unconsciousness).
Namun hal tersebut perlu disadari oleh masyarakat dan para kandidat partai bahwa politik yang demikian menyimpan berbagai macam masalah yang akan melilit kehidupan bangsa ini. Terutama harus menjadi bahan stimulasi oleh masyarakat dalam memahami dan mewaspadai politik uang. Karena dengan politik itulah kandidat yang terpilih akan melupakan terhadap nasib rakyat. Mereka beranggapan bahwa suara mereka dibeli dengan uang dan seutuhnya milik para kandidat itu sendiri dari hasil suara yang diperoleh.
Memang sangat sulit mencari wakil rakyat yang memang bersih dari perilaku yang mengandalkan uang dalam merekrut suara rakyat terbanyak. Karena uang diyakini memiliki kekuatan yang sangat ampuh (super power), apapun bisa diperoleh jika uang menjadi sepatu dan dasi yang kita pakai. Namun kesadaran akan dampak setelah kita berbaju dan bercelana uang itulah yang tidak disadari. Uang akan mudah lembek jika terkena bahan cair hingga kita telanjang saat turun hujan, karena uang tidak mampu menahan deraian air yang mengucur, kita sendiri yang akan malu tanpa pakaian yang sepantasnya jika terkena air hujan.
Maka dari itu, masyarakat Indonesia harus lebih waspada dan memproteksi dirinya dari berbagai macam perpolitikan yang berbau uang. Dalam menentukan para wakil harus lebih fokus pada kepercayaan yang kita miliki, jangan sampai bersandar pada kekuatan uang yang kita peroleh sebagai bentuk kepeduliaan sementara oleh kandidat partai yang kelak akan menjadi para wakil kita. Padahal, di balik itu semua menyimpan berbagai problem yang menjadi ancaman bagi keberlangsungan nasib rakyat baik dari segi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Paradigma Tokoh
Kita sebagai penduduk asli nusantara ini sedikit banyak harus meneladani apa yang menjadi kometmen Gus Dur dalam berpolitik, yaitu mengutamakan pada kepercayaan masyarakat. Jika masyarakat sudah memiliki kepercaaan penuh kepada kita, mereka tidak harus dimanipulasi dengan berbagai janji dan berbagai politik kebohongan. Sebagai kandidat partai dalam mencalonkan diri sebagai wakil rakyat harus benar-benar mereka yang memiliki kemampuan dalam mengayomi dan melayani anak bangsa ini, terlebih harus menanamkan sifat kepercayaan kepada masyarakat.
Sosok tokoh seperti Gus Dur sulit kita jumpai di negeri ini. Namun bukan hal yang sangat sulit jika kita memiliki kesanggupan dalam mempraktekkan apa yang menjadi gagasannya. Gagasan yang penuh dengan prospek baik harus menjadi sebuah wadah dan pertimbangan dalam menjalankan pemerintahan tanpa bergantung pada kekuatan uang.
Dr. Handoyo dalam diskusi Kick Andy tersebut yang dihadirkan sebagai nara sumber mengatakan bahwa Gus Dur itu berdiskusi dengan orang-orang yang warnanya pelangi, kalau meminjam bahasa terminologi politik mulai dari yang paling kiri hingga pada yang kanan, tidak pandang suku, ras, agama, dan bangsa. Dalam main setting Gus Dur ada paham keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Kemanusiaan ini diimplementasikan oleh Gus Dur dalam demokrasi, pluralisme, kesamaan di hadapan hukum, tidak ada diskriminasi.
Pengakuan seperti itu yang dimaksud dengan kepercayaan masyarakat. Dengan kata lain bahwa Dr. Handoyo memiliki keyakinan dan sekaligus kepercayaan kepada Gus Dur dalam menjalankan roda pemerintahan Indonesia. Tidak heran jika Gus Dur dalam mencalonkan diri menjadi seorang presiden akan bermodal kepercayaan masyarakat.