Pertandingan Champions League sudah berakhir dengan kemenangan berada di pihak Madrid pada dini hari 4 Juni 2017: Madrid vs Juventus. Kemenangan Madrid atas Juventus bukan hanya sekadar persoalan mistis, strategi yang dibangun oleh Madrid memang cukup ampuh untuk melumpuhkan Juventus dengan empat gol di pihak Madrid dan satu gol di pihak Juventus. Mari kita lihat strategi Madrid dalam menaklukkan Juventus dalam Champions League. Mungkin, strategi yang digunakan Madrid merupakan cara lawas yang -- bisa saja -- disadari atau tidak disadari oleh Juventus.
Pada awal permainan sepak bola dimulai, kesebelasan Madrid seperti melakukan pemanasan pertandingan. Mereka berusaha melakukan struggle in position atas serangan yang diberikan oleh Juventus. Secara terus-menerus, Juventus diberi kesempatan untuk terus menyerang dan Madrid memilih bertahan agar gol tidak berhasil dicetak oleh lawan. Hal itu berjalan mulus, strategi bertahan yang dilakukan oleh Madrid menghasilkan sesuatu yang positif bagi peluang kemenangannya.
Sejak menit pertama hingga menit keenam belas, Juventus melakukan serangan bertubi-tubi dan berusaha menggolkan bola meski gagal. Sementara Madrid tetap bertahan dalam posisinya agar lawan tak menyerang secara membabibuta. Beberapa serangan ke sarang Juventus mungkin tak begitu dijadikan prioritas untuk menggolkan bola. Gertak sambal untuk melakukan serangan yang dikomando oleh Ronaldo yang mirip macan gladiator bola membuat kondisi psikologis kesebelasan Juventus pucat.
Pertahanan Madrid cukup bagus setelah Juventus beberapa kali melakukan tendangan bola ke gawang, tapi berhasil dihadang oleh keeper. Dalam hal ini, Madrid tak begitu banyak memberikan serangan. Sepertinya Madrid menunggu momen tepat, dan akhirnya Ronaldo menggolkan satu bola pada menit ke-20. Peristiwa ini sekan menyadarkan kesebelasan Juventus bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar: menyerang habis-habisan dan melupakan rumah sendiri.
Tetapi, setelah Ronaldo berhasil menerima giringan bola dan gol, kesebelasan Juventus bukan semakin pucat. Mereka melakukan serangan balik yang lebih ganas dari serangan-serangan sebelumnya yang dicecarkan ke gelanggang Madrid. Pada saat itu, pertahanan Madrid tetap berada pada posisi pertama: bertahan dari serangan. Ternyata pertahanan Madrid tak bisa membendung serangan Juventus pada menit keduapuluh tujuh. Mandzukic berhasil menjebol gawang Madrid.
Secara superioritas kekuatan penyerangan, Juventus telah melakukan sesuatu yang baik dan dianggap akan menjadi keberuntungannya pada Champions League. Tetapi, strategi attack yang dilakukannya membuat mereka seperti kebakaran jenggot sendiri, meskipun pada menit ke-27 Mandzukic berhasil menjebol gawang Madrid dengan gaya yang sangat indah dan memukau. Mulai saat itu, Madrid baru melakukan serangan cukup keras setelah Mandzukic berhasil menggolkan bola pada menit ke-27.
Keteledoran Bukan Kekalahan
Pada putaran babak kedua, Madrid sudah mulai dihadang ketakutan dengan serangan yang diberikan oleh Juventus. Beberapa tendangan bola tak berhasil digolkan oleh Madrid: gagal fokus. Kesebelasan Madrid seperti meracau dilanda phobia gol Mandzukic. Meskipun ada umpanan bola, Ronaldo tak mendapat kesempatan emas menggolkannya pada menit ke-57. Nahas, ambisi besar tak mampu meraih bola yang tidak memiliki ujung atau sisi untuk dipeluk menuju gawang.
Tetapi, meski tak seindah tendangan salto belakang Mandzukic, Casemiro membuat Juventus semakin berada pada tekanan mental, karena pada menit ke-60 memberikan satu gol. Madrid kembali mendapat gol meskipun tak manis. Namun, itu cukup untuk membuat Juventus semakin tertekan. Usaha keras yang diberikan Juventus dalam mengahajar Madrid seperti sudah mulai mendapat perhatian serius dari Madrid: mereka saling serang meski Juventus harus merelakan gawangnya terus dijebol.
Bukan keselahan Juventus gawangnya dijebol kembali oleh Ronaldo pada menit ke-64 dari jarak dekat. Gairah serangan Juventuz benar-benar berhasil ditaklukkan oleh Ronaldo setelah diberi kesempatan awal untuk menyerang. Pada babak kedua setelah Ronaldo gol pada menit ke-64, Juventus hampir patah arang. Lalu, pada menit ke-76 tendangan bebas Madrid gagal menjebol gawang.
Pada menit ke-79 Ronaldo mengumpan bola, tak ada hasil: bukan bakatnya mengumpan bola. Mungkin hal itu harus menjadi bahan pelajaran bagi Madrid agar Ronaldo tidak mengumpan boleh dan sebaiknya dia menerima umpan untuk menjebol gawang lawan. Satu hal yang membuat Juventus harus telanjang di tengah lapangan, yaitu kartu merah yang harus diterima oleh Juan Cuardado pada menit ke-83. Pada menit-menit berikutnya, Madrid mulai mempermainkan Juventus meski Ronaldo gagal saat tendangan bebas. Baru pada menit ke-90, Asensio yang baru menginjakkan kaki langsung menjebol gawang Juventus. Waktu tiga menit tambahan permainan membuat semakin lemah Juventus setelah gawangnya dijebol empat kali oleh Madrid.