Lihat ke Halaman Asli

Marah dan Khawatir Itu Buang Biaya

Diperbarui: 10 Februari 2024   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Design Pribadi

Senang sekali akhirnya punya buku "Filosofi Teras" karya Henry Manampiring. Kenapa di usia seperempat abad ini baru punya bukunya? Kira-kira terlambat tidak ya?

Eitsss. Tidak ada kata terlambat untuk memiliki sesuatu yang diinginkan sejak lama. Tidak ada juga kata terlmabat untuk kita yang mau terus menambah ilmu, wawasan, dan cara pandang terhadap kehidupan.

Tidak terlambat meski saya baru memiliki buku "Filosofi Teras" di usia seperempat abad ini. Menurut saya, hal yang paling penting adalah saya bisa menikmati setiap detik ketika usia saya bertambah. Meski, terkadang saya merasakan hal-hal di luar keinginan, misalnya stres, rasa sedih, dan kecewa.

Sibuk

Sebenarnya akhir-akhir ini cukup stres karena disibukkan dengan pekerjaan dan kuliah. Rasanya seperti tidak adak waktu untuk diri sendiri. Ya, untuk diri sendiri. Tapi, bukankah bekerja dan kuliah itu ujung-ujungnya untuk diri sendiri? Memang, hanya saja kepenatan saat bekerja dan kesibukan mengerjakan tugas kuliah membuat saya seperti tidak bisa mengenali diri sendiri.

Terkadang ada beberapa hal yang membuat saya lebih sensitif. Misalnya ketika lelah karena bekerja, ada kemungkinan saya mencari lebih cepat marah karena hal kecil. Sebagai contoh gayung yang berada di bak air. Saya paling tidak suka melihat gayung berada di genangan air di bak air. Saya lebih menaruhnya di pinggiran bak mandi. Supaya ketika tangan saya kotor, saya tidak kesulitan untuk meraih gayung dan tidak mengotori air di dalam bak.

Hampir setiap hari di rumah saya melihat gayung tidak berada di pinggiran bak air. Rasanya memang mau marah terus-terusan. Sebenarnya kan mudah saja untuk mengatasi masalah 'sepele' ini: ambil gayungnya dan letakkan di pinggiran bak air.

Mudah kan?

Memang mudah, tapi kalau bukan saya yang habis menggunakan gayung itu rasanya mau marah terus-terusan. Hingga beberapa hari ini syaa menyadari, 'untuk apa menghabiskan energi untuk marah-marah karena sebuah gayung'? Bukankah menghemat energi itu lebih penting untuk kewarasan saya?

Akhirnya...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline