Lihat ke Halaman Asli

Makna Syair "Sugih Tanpa Banda" (Kaya Tanpa Harta)

Diperbarui: 16 Januari 2023   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sugih Tanpa Banda
Digdaya tanpa aji
Nglurug tanpa bala
Menang tanpa ngasorake
Trimah mawi pasrah
Suwung pamrih tepi adjrih
Langgeng tan ana susah tan ana bungah
Anteng manteng sugeng djeneng

Syair 'sugih tanpa bonda' sudah tidak asing di telinga kita. Syair yang dilagukan oleh Sujiwo Tejo adalah karya putra dari Raden Mas Ario Sosrodiningrat, yaitu Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak dari Raden Ajeng Kartini.

Biografi singkat kakak Raden Ajeng Kartini

R.M Panji Sosrokartono lahir di Jepara pada 10 April 1877 dan meninggal pada 8 Februari 1952 di Bandung. Diketahui bahwa bait tersebut terpahat pada nisan di pemakaman Sosrokartono.

Melansir dari berbagai sumber, R.M Panji Sosrokartono dikenal sebagai wartawan sekaligus cendekiawan yang memiliki kedekatan dengan Presiden Soekarno.

Sekitar tahun 1897 sampai 1926, Sosrokartono menjelajahi tanah Eropa dan bergaul dengan kalangan bangsawan dan intelektual di sana, sehingga ia dijuluki sebagai pangeran dari tanah Jawa oleh bangsa Belanda.

Sebagai mahasiswa pertama dari Indonesia yang meneruskan pendidikan tinggi di Belanda, ilmu yang diterima Sosrokartono tidak hanya digunakan untuk dirinya sendiri. Setelah menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke Indonesia, ia menemui Ki Hajar Dewantara supaya memperoleh izin membangun perpustakaan di gedung Taman Siswa Bandung.

Syair 'sugih tanpa banda' yang diciptakannya pun memiliki banyak makna filosofis untuk kehidupan, berikut penjelasannya.

Makna syair 'sugih tanpo bondo'

Sugih tanpa banda artinya adalah 'kaya tanpa harta'. Di masa kini seseorang akan merasa kaya apabila memiliki harta yang berlimpah. Akan tetapi selalu ada perasaan kurang dengan apa yang telah diperoleh sehingga selalu menginginkan yang lebih. Oleh sebab itu, agar tidak selalu merasa kurang maka kita harus memiliki rasa cukup.  Sejatinya, kaya pun tidak melulu soal harta, bisa juga kaya hati, kaya kesabaran, dan kaya kepedulian.

Digdaya tanpa aji artinya tidak terkalahkan tanpa kesaktian. Menjadi orang yang kuat tidak harus banyak pengawalnya. Menjadi orang kuat pun tidak harus memiliki kesaktian. Orang yang kuat justru adalah orang yang baik. Karena dengan kebaikan maka kejahatan akan sirna dan orang yang baik akan dilindungi semesta dan pencipta.

Nglurug tanpa bala sama dengan menyerbu tanpa pasukan. Makna tersirat dalam syair ini adalah saat situasi dan kondisi tidak mendukung, segala hal telah dilakukan, maka berpasrahlah. Pasrah bukan berati menyerah begitu saja, tetapi ada waktunya kita benar-benar berserah dan mengikhlaskan segala hal yang akan terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline