Sejak kita sekolah di tingkat taman kanak-kanak sampai kita kuliah di perguruan tinggi. Kita pasti pernah mengalami praktik-praktik perundungan akibat kejahilan teman-teman kita.
Begitu juga ketika kita memasuki dunia kerja, lingkungan kerja yang menuntut semua orang berkinerja bagus pasti ada saja aral melintangnya, termasuk sandungan perundungan.
Umumnya perundungan di dunia kerja dipicu karena adanya karyawan yang superior dan inferior. Adanya karyawan yang senior dan yunior. Adanya pegawai yang sudah lama dan baru.
Adanya perbedaan posisi jabatan sebagai atasan dan bawahan. Adanya pegawai berkinerja bagus dan tidak bagus. Sejauh yang saya amati, perundungan di tempat kerja dipengaruhi oleh beberapa motif tindakan yang mengarah kepada semua karyawan untuk melakukannya.
1. Tidak Disengaja
Ada atasan kita, yang hari itu dibuat kesal oleh salah satu karyawan bawahannya. Saking kesalnya atasan ini, sehingga secara tidak disengaja mengatakan bawahannya dengan kata-kata hinaan di depan karyawan lain. Dan akhirnya memicu karaywan lain ikut-ikutan melakukan perundungan.
2. Disengaja
Karena tuntutan pekerjaan yang begitu tinggi dan penuh dengan presure. Maka terkadang ada momen-momen sebagai pengusir rasa stress yang melanda semua pegawainya, hanya mungkin caranya yang berbeda-beda.
Ada yang memanfaatkan dengan perundungan, ada juga dengan geguyon (humor). Karena objek yang dijadikan sasaran perundungan atau bercandaan pas timingnya. Dan memancing teman-teman lainnya ikut-ikutan melakukan perundungan
Tetapi perundungan yang dilakukan secara sengaja perlu dilihat dari sebab dan akibatnya.
Kalau akibatnya menimbulkan hal-hal mempermalukan diri Anda yang berkepanjangan (to be continue) atau melanggar peri kemanusiaan dan peri keadilan maka perlu diambil tindakan, kalau berani menegur langsung ya ditegur langsung kalau tidak berani ya laporkan kepada atasan, atau jika dipandang merugikan nama baik bisa juga dilaporkan kepada pihak yang berwajib atas tuduhan tindakan kurang menyenangkan atau pencemaran nama baik.