Siang itu, saya datang ke Shelter Tanggon Kecamatan Sewon. Sesampainya di sana tibalah waktu dhuhur, kemudian saya bersama dua pengurus Shelter sholat dhuhur secara berjama'ah. Sebagai orang tertua diantara kita bertiga, akhirnya saya ditunjuk untuk menjadi imam sholat dhuhur yang kita laksanakan di ruang sholat di sebuah pojok paling barat di ruang sekretariat Shelter Tanggon.
Selesai sholat berjama'ah, dua orang pengurus Shelter tadi melanjutkan aktivitas Shelter yang sudah terjadwal. Dua orang pengurus Shelter, sebut saja nama Pak Bimo dan Pak Jamil. Di kalangan para relawan Shelter kiprah dua orang ini, sudah tidak diragukan lagi. Waktu mereka berdua, hampir dihabiskan seluruhnya di Shelter Tanggon Kapanewon Sewon.
Siang itu, Pak Bimo dan Pak Jamil, bertugas untuk menjemput beberapa warga desa yang positif terpapar Covid -- 19, salah satu dari keluarga di Padukuhan Kweni Kalurahan Panggungharjo. Langsung saja Pak Bimo dan Pak Jamil menyiapkan baju Hazmat, sarung tangan, sepatu boot dan isolatif bening.
Setelah baju hazmat di pakai lengkap dengan sarung tangan dan sepatu boot tertutup rapat oleh isolatif putih dan dapat dipastikan tidak ada celah atau lubang sedikit pun mereka pun berangkat dengan menggunakan mobil ambulance milik Puskesmas Sewon 2 yang selalu stand by di Shelter Tanggon menuju Padukuhan Kweni.
Menurut cerita Pak Bimo, yang mempunyai nama lengkap Hosni Bimo Wicaksono, suami istri yang dijemput tadi siang adalah satu keluarga. Kondisi suami, menurut tanda -- tanda vital dari hasil pengukuran yang dilakukan Pak Bimo kurang bagus, sementara kondisi istrinya lumayan bagus. Setelah poses administrasi selesai Pak Bimo dan Pak Jamil mengantarkan sepasang suami dan istri ke ruang Shelter yang ber-AC dengan bantuan tabung oksigen yang dibawa juga ke ruang Shelter.
Apa yang dikhawatirkan Pak Bimo, terjadi juga baru semalam menjalani karantina di Shelter, seorang suami tersebut pagi harinya meninggal dunia, setelah sebelumnya mengalami penurunan terus menerus tanda -- tanda vitalnya.
Sesudah kejadian tersebut, pernah ada lagi pelayanan visit kepada salah satu warga tepatnya saya agak lupa, yang dilakukkan Pak Bimo dengan memasangkan ventilator/saluran dari tabung oksigen kepada pasien Covid -19 yang mengalami penurunan saturasi dibawah angka 95.
Kemudian hari berikutnya mendengar kabar kalau pasien tersebut telah meninggal dunia.
Sebagai Pamong Desa Panggungharjo yang menduduki sebagai Kamituwa (baca Kasie Pelayanan) yang tentu saja sesuai dengan amanat tugas dan kewajiban sebagai pamong desa, akan bersungguh -- sungguh menjalankan tugas dan kewajiban dengan sebaik -- baiknya, sejujur -- jujurnya dan seadil -- adilnya.
Tuntutan tugas membawahi urusan -- urusan sosial kemasyarakatan, dan demi untuk menaikkan tingkat kepercayaan warga desa maka menjadi seolah sudah terbiasa dengan tugas -- tugas kemanusiaan. Tidak ada kata tidak bisa, tidak ada kata tidak siap ketika Pak Lurah dawuh untuk menjalankan tugas kemanusiaan demi menyelamatkan semua warga Desa Panggungharjo dari serangan Covid -- 19 yang semakin mengganas.
Pamong Desa rasa tenaga kesehatan (nakes), mungkin tidak muluk -- muluk saya sematkan kepada Pak Bimo yang menjadi garda terdepan dalam penangan Covid -- 19, terutama dalam penanganan Shelter Tanggon Kapanewon Sewon. Iya, itulah Pak Bimo, pamong serasa nakes dari Desa Panggungharjo.