Lihat ke Halaman Asli

Junaedi SE

Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Membumikan Literasi Keuangan bagi Warga Desa

Diperbarui: 8 Juli 2021   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut  Data OJK tahun 2016, bahwa pemahaman Literasi Keuangan untuk Provinsi Papua Barat berada  di posisi  terendah dengan prosentase 19,27%, sedangkan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta berada di posisi tertinggi dengan prosentase 40 %. Sementara posisi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada pada prosentase 38,55%.

Mengapa Literasi Keuangan menjadi penting untuk dilakukan oleh semua warga desa, karena dampak buta literasi finansial akan berakibat hal-hal sebagai berikut :

  • Banyak warga desa yang terjerak rentenir.
  • Usaha yang dibangun oleh warga desa tidak maju-maju.
  • Banyak warga desa yang bergaya hidup  boros.
  • Banyak warga desa yang tidak mempunyai jaminan di hari tua.
  • Banyak warga desa yang tidak mementingkan soal pendidikan sehingga berkaibat pendidikan warga desa  rendah.
  • Banyak warga desa dalam menjalani hidupnya berpedoman pada pola berulang.

Oleh karena itu, Pemerintah Desa Panggungharjo bekerja sama dengan LKKNU mengadakan pelatihan berkah keuangan keluarga dengan target peserta ibu-ibu tangga, pedagang dan beberapa masyarakat yang terbelit masalah hutang. Peserta diajari bagaimana tips dan cara mengatur keuangan keluarga  antara lain dengan mengecek keuangan bulanan seperti jumlah pemasukan, pengeluaran dan tabungan dalam sebulan. Tips dalam pengeluaran diantaranya belilah sesuatu yang dibutuhkan bukan sesuatu yang diinginkan.

Dengan membeli sesuatu yang dibutuhkan maka warga dapat menyisihkan uang penghasilan untuk sesuatu hal yang berguna, seperti menabung dengan besaran 10 hingga 20 % dari jumlah penghasilan. Terkait dengan literasi keuangan  Pemerintah Desa Panggungharjo menargetkan di tahun 2024, warga masyarakat Panggungharjo memiliki  jaminan kesehatan, jaminan pendidikan  dan jaminan hari tua. Desa memfasilitasi program bantuan  jaminan kesehatan bagi  semua pamong desa dan semua ketua RT melalui program asuransi. 

Sementara bagi warga miskin yang tidak tercover oleh  BPJS Pemerintah, maka Pemerintah Desa memfasilitasi melalui lembaga desa badan pelaksana jaringan pengaman sosial (BAPEL JPS) bekerja sama dengan AKBID YO dan Bidan Basuki (salah satu Bidan Delima) dengan memberikan pelayanan paripurna bagi bumil. Dalam memfasilitasi program pendidikan Pemerintah Desa Panggungharjo melalui BAPEL JPS bekerja sama dengan STPMD APMD, Politeknik ATK, AKBID YO  dan Dompet Dhuafa bagi pamong desa yang lulusan SMA dan bagi warga desa yang miskin melalui program satu rumah satu sarjana.

Sementara untuk program jaminan hari tua Pemerintah Desa Panggungharjo melalui  lembaga desa Badan Usaha Milik Usaha Desa (BUM Desa) Panggung Lestari  yang bergerak dalam jasa pengelolaan sampah (KUPAS.id) memfasilitasi pembukaan rekening tabungan emas bekerja sama dengan PT. Pegadaian  melalui program memilah sampah menabung emas dengan sasaran utama adalah anggota bank sampah se-Desa Panggungharjo.

Kegiatan memilah sampah menabung emas ini, dilakukan secara masif oleh manajemen kupas dengan mendatangi semua anggota bank sampah yang terdaftar di Desa Panggungharjo melalui edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya memilah sampah dan juga terkait literasi keuangan , memilah sampah menabung emas. Setelah warga masyarakat memilah sampah an organik (sampah rosok) yang bernilai jual kemudian diadakan penimbangan dan pencatatan serta pembukuan pada masing-masing bank sampah.

Kemudian hasil pemilahan dari warga masyarakat yang di kelola bank sampah masing-masing Padukuhan/RT dijual ke KUPAS.id. Oleh KUPAS.id, uangnya ditabungkan ke PT. Pegadaian atas nama warga masyarakat  ke rekening tabungan emas masing-masing. Dalam kegiatan edukasi ini, butuh waktu yang lama tidak cukup sehari dua hari. Prosesnya bertahun-tahun. Karena ini persoalan mindest warga terkait  kepedulian  terhadap sampah dan juga literasi keuangan.

Progres yang diharapkan terjadi bagi warga masyarakat desa adalah adanya perubahan pola pikir (mindset) baru, yang tadinya acuh --tak acuh terhadap persoalan sampah dan pemahaman dalam mengelola uang menjadi peduli terhadap pengelolaan sampah dan melek literasi keuangan. Terkait pengelolaan sampah, mulai ada kesadaran baru : mulai memilah sampah dari sumbernya (rumah tangga). Terkait literasi keuangan, mulai ada pemikiran  : membeli apa yang dibutuhkan saja, menghindari membeli apa yang diinginkan. Selanjutnya ketika ada sisa belanja harapannya di tabung untuk investasi jangka panjang atau tabungan di hari tua.

Terkait literasi keuangan keluarga, Pemerintah Desa Panggungharjo juga menggandeng SOS Children's Village yaitu sebuah organisasi sosial nir-laba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.

Kegiatan ini, merupakan kolaborasi Kemendes PDTT, SOS Children's Village  dan Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID), serta sasaran 84 keluarga harapan dampingan SOS Children's Village, sampai detik ini baru tahapan penyusunan asesmen untuk 84 keluarga harapan tersebut intinya terkait literasi keuangan keluarga,  apakah sudah punya usaha atau belum,  jika sudah memiliki usaha apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya atau belum berjalan sebagaimana mestinya,  jika sudah berjalan sebagaimana mestinya apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diteruskan ke tingkat lebih maju lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline