Clarissa Putri Indah Sari, itulah namanya. Dia adalah mahasiswi semester akhir fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi di salah satu universitas swasta ternama di Yogyakarta. Di kalangan teman-teman sekampusnya, lebih populer dengan nama panggilan, Indah. Tak banyak berbeda dari mahasiswi pada umumnya, aktivitas favoritnya adalah berangkat kuliah pagi pulang sore. Indah serumah dengan bapak, ibu dan seorang kakak laki --lakinya. Dia bungsu dari keluarga Bambang Prasetya. Maka wajar saja, bila bawaannya selalu gemesin dan tingkahnya sedikit manja ketika berbicara. Bodinya langsing bukan karena sedang menjalani program died makan, tetapi memang tidak hobbi makan.
Tubuhnya yang kurusan, seringkali dia mengeluh pusing, ketika darah rendahnya kumat. Terkadang vertigo pun suka menghantuinya. Punya riwayat darah rendah , tetapi tidak doyan daging kambing. Padahal daging kambing terkenal cepat untuk menaikkan tekanan darah rendah. Dibalik semua riwayat sakitnya, tapi allout dia adalah gadis mandiri dan suka humor.
Dibesarkan dari keluarga yang biasa-biasa saja, tak membuat dia menyesali akan kisah perjalanan hidupnya. Malah hal ini, membuat dia bersyukur bisa melanjutkan studinya pada jenjang strata 1, yang sebentar lagi akan diwisuda. Malang tak dapat diraih, mujur tak dapat ditolak, siapa sangka di balik kemandirian dan keceriannya, dia fobia terhadap doggy galak.
**
Tidak ada firasat apa-apa.
Sore itu, handphone Indah berdering berkali-kali. Sebentar bunyi sebentar mati, sebentar bunyi sebentar mati. Indah baru pulang dari kampus dan segera membersihkan dirinya di kamar mandi . Suara telepon tak mampu menembus dinding kamar mandi, ditambah lagi gemericik suara air dari showernya. Berkali--kali terdengar juga suara dari luar dinding kamar mandi dengan lumayan keras dari mulut seorang ibu, " In...hpmu bunyi terus. Tetapi tetap saja tidak diresponnya.
Ya, begitulah, namanya juga wanita kalau mandi pasti lama, dandan pun juga lama. Selesai mandi, Indah mengenakan kaos oblong warna pink bergambar hello kitty dan celana jeans warna biru, sambil menyemprotkan sedikit parfum yang diarahkan kedua ketiaknya dan make-up seadanya, dia langsung meraih telepon pintarnya yang bergambar apel kroak . Dan selang beberapa lama, kemudian dia balik menelpon pacarnya setelah tahu berpuluh panggilan masuk ke telepon pintarnya.
"Halo, ada apa Ris?, " maaf ya Ris, tadi baru mandi," kata Indah .
"Oh, baru mandi toh? By the way, gimana kalo malam ini kita jalan-jalan, dinner di luar gitu, "ajak Riski.
"Aku sih okey aja, mau dinner dimana, Ris ?," tanya Indah."
Sambil pura-pura mikir dan diam seketika, akhirnya Riski memutuskan , "Gimana kalau ke kafe biasanya. "