Lihat ke Halaman Asli

Junaedi

Pencangkul dan Penikmat Kopi

Semut Rangrang Sahabat Petani

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13358760021619478208

SEJAK beberapa bulan lalu, ketika saya belajar lagi menjadi kuli petik buah kakao, saya selalu mengamati beberapa tanaman kakao yang saya petik. Sangat senang jika yang saya petik kondisinya bagus dan jumlahnya banyak. Namun sayangnya, sejak beberapa tahun terakhir kondisi buah kakao di kampung saya tidak terlalu bagus. Berbagai hama dan penyakit tanaman menyerang dengan radikal dengan luasan lahan yang tidak bisa dibilang sedikit. Salah satu dampaknya serangan itu adalah banyaknya buah kakao yang mengering dan menghitam sebelum membesar dan lalu berguguran. Dampaknya tentu saja produktivitasnya turun drastis. Dan kalaupun menjadi buah yang sempurna (siap petik) kondisinya mengeras atau antara isi dan kulit melekat erat sehingga sulit dipisahkan. Tentu hal ini menyebabkan kualitas kakao sangat rendah. Setelah saya amat-amati (dengan pengamatan yang terbatas tanpa bekal pengetahuan hama dan penyakit tanaman/HPT), ada hal yang menarik. Beberapa pohon kakao yang saya petik ada yang dikerubuti semut rangrang (dikampung saya biasa di sebut klanggrang). Meskipun tidak membuat sarang di pohon kakao, tetapi bersarang di pohon sekitar yang lebih besar atau disemak-semak di sekitarnya. Nah, inilah yang menarik, setiap pohon yang dikerubuti semut rangrang ini, kondisi buah kakaonya relatif lebih baik dan kondisi kulit buah sangat mulus. Jika dikupas, isi atau biji dan kulit tidak melekat sehingga mudah dipisahkan. [caption id="attachment_174770" align="aligncenter" width="414" caption="Kondisi buah kakao yang sehat [Foto: Do. Pribadi"]"]

1335876053667552318

[/caption] Semut-semut rangrang ini biasanya mengerubuti buah yang ada bintik-bintik putih yang ada di buah. Saya tak tahu, bintik putih ini tungau atau virus. Yang jelas, jika buah kakao ada bintik putih seperti ini, kondisinya sangat jelek dan seringkali mengering dan menghitam lalu berguguran. Dibalik itu semua, saya jadi bertanya-tanya, adakah pengaruh atau manfaat dari semut rangrang bagi tanaman kakao? Saya pun jadi teringat beberapa tahun lalu saya sempat membaca buku berjudul "Ants as Friends: Improving your Tree Crops with Weaver Ants" tulisan Dr. Paul Van Mele dan Dr. Nguyen Thi Thu Cuc yang diterbitkan oleh CABI Bioscience. Di dalam buku itu disajikan cara-cara praktis untuk mengoptimalkan penggunaan semut rangrang dalam budidaya tanaman buah-buahan, berdasarkan pemahaman ekologi yang dikembangkan oleh Dr. Paul Van Mele, seorang petani dan ahli peneliti pada CABI Bioscience, dan Dr. Nguyen Thi Thu Cuc, seorang ahli ilmu serangga di Universitas Cantho, Vietnam. Mereka telah meramu berbagai pengetahuan ilmiah dan pengalaman petani ke dalam buku pegangan yang sangat menarik ini. [caption id="attachment_174774" align="aligncenter" width="516" caption="Semut rangrang [Sumber Foto: www.fotografer.net"]"]

1335876804413676865

[/caption] Mereka membuktikan bahwa semut rangrang dapat melindungi kebun dari serangan hama dan penyakit. Semut ini memangsa hama, baik yang merusak secara langsung maupun yang menularkan penyakit pada tanaman. Hasil penelitian dan pengalamannua menunjukkan bahwa semut rangrang dapat memangsa berbagai hama misalnya kepik hijau, ulat pemakan daun, ulat pemakan buah dan kutu-kutuan pada kakao, mete, jeruk. Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara. Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia) mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih segar. Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan hama tungau, pengorok daun dan penyakit 'greening" pada kebun jeruk. Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan kakao dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus. Tentu ini sangat menarik. Di tengah kondisi pertanian kita yang kurang mendapat dukungan ekosistem yang sehat, usaha pemanfaatan semut rangrang bisa menjadi alternatif pengendalian hama dan penyakit tanaman. Ini juga sebagai salah satu usaha melawan hegemoni korporasi penyedia pestisida (plus sarana dan prasarananya) yang mendikte sistem bertani kita. Dengan semut rangrang kita bisa menghindari penggunaan pestisida yang berarti ada penghematan biaya usaha tani sekaligus juga menjaga kesehatan lingkungan. Sayangnya, semut rangrang juga mempunyai musuh besar yang bernama “manusia pemburu” rangrang, yang selain membasmi dengan obat-obatan pabrikan juga secara radikal mengambil kroto atau telurnya sebagai pakan burung piaraan! Tulisan terkait: Pekarangan, Lumbung Pangan Kita



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline