Lihat ke Halaman Asli

Kalimat yang Melemahkan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Selama ini kita ternyata tidak sadar atau ntah tidak mengerti,ternyata banyak pribahasa_pribahasa,kata_kata yang ternyata menjadikan diri kita sebagai jiwa_jiwa yang lemah dan pada akhirnya berada dalam posisi ketertinggalan dan keterpurukan.

Saya sering mendengar kata_kata dari banyak orang ,semisal "Biar miskin yg penting setia" atau "Biar miskin yang penting bahagia" dan ntah kenapa ini bisa menjamur dalam kata_kata,
Kenapa harus kata_kata itu yang terucap ? atau kenapa harus kata_kata itu yang harus jadi landasan ?

Mari kita tilik lagi,pada realitanya apakah kita bahagia dengan hidup miskin ? apakah kita bisa setia dikasih pasangan yang miskin dan mau makan dengan garam saja seperti di sebuah bait lagu ?
Ternyata kita hidup dalam kemunafikan.

Jelas sekali kata_kata itu melemahkan sehingga kita hidup dalam kepasrahan tidak melatih diri untuk berpikir keras dan bekerja keras agar menjadi diri_diri dan jiwa_jiwa yang kuat dan tangguh.

Selama ini kita sudah tahu bahwa kata dan ucapan adalah do'a,kenapa kita tidak berani mengucapkan "punya istri/suami yang cantik/ganteng,baik hati,kaya raya mati masuk surga" bukan kah kata_kata tersebut lebih baik dari kata_kata diatas.

Kita kembalikan lagi bahwa kata_kata/ucapan itu do'a oleh karenanya alangkah baiknya ucapan_ucapan kita lebih baik lagi agar menjadi acuan dan pacun hidup untuk lebih semangat lagi,toh pada akhirnya ucapan apapun itu terjadi atau tidaknya semuanya kita kembalikan atas dasar ridhoNya,yang terpenting kita sudah mengharapkan suatu yang lebih baik.

NB:
masih banyak lagi kata2,ucapan2 dan pribahasa yang ternyata melemahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline