Dunia ini tak bernah berhenti bergerak, begitu juga dengan pikiranku.
Selalu ada saja sesuatu yang menari-nari di kepalaku ini yang tak mau kuajak kompromi.
Entah mengapa, hatiku kerap meradang dan tak pernah tenang ketika melihat kemaksiatan.
Apalagi itu bukan cuma dalam hayalan, tapi terjadi persis di depan pelupuk mataku ini.
Haruskah aku cuma terpana dan tak berbuat apa-apa? Sementara dadaku berguncang-guncang bak mobil sedan di jalan berlubang.
Ingin rasanya ada sesuatu yang bisa kutendang agar hembusan napas ini rada tenang dan tak terus meradang.
Ah, aku bukan termasuk makhluk pengecut yang sering berlari kalang kabut saat ada masalah menjemput.
Aku tak mau pergi, apalagi bersembunyi karena takdirku bukan untuk menjadi banci.
Pasti kan kulibas sampai kandas ketika ada sang durjana yang meraja lela membungkam kebenaran.
Nyaliku tak boleh menjadi banci karena aku terlahir untuk jadi lelaki sejati.