Industri pariwisata di Indonesia kian berkembang pesat. Sektor ini memberikan kontribusi yang cukup besar pada pendapatan negara. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai transaksi ekonomi akibat terjadinya aktivitas pariwisata di Indonesia (direct economic transaction) pada 2017 mencapai 634 triliun. Angka ini melonjak sebesar 8,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 584,89 triliun.
Wisatawan lokal ternyata masih menjadi primadona bagi pendapatan negara. Setidaknya komsumsi wisatawan lokal mencapai Rp 253,47 triliun, sedangkan wisatawan mancanegara hanya sebesar Rp 198,89 triliun. Namun, kalau kita melihatnya dari sisi pertumbuhan industri pariwisata, justru wisatawan mancanegara ini nilai pertumbuhannya mencapai 12,86%, sedangkan wisatawan lokal hanya sebesar 4,88%.
Saat ini pemerintah terus menggenjot pengembangan sektor kepariwisataan di tanah air. Pemerintah berharap sektor pariwisata menjadi sumber pendapatan terbesar bagi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Menurut Utut Adianto (Wakil Ketua DPR RI) dalam siaran persnya pada 1 Juni 2019, pendapatan Indonesia pada 2018 dari sektor pariwisata mencapai 16,1 miliar doalr AS dengan rata-rata kunjungan sebanyak 1,5 juta wisatawan per bulan (sumber: http://republika.co.id, edisi Sabtu, 1 Juni 2019, pukul 16.40 WIB).
Kini beberapa daerah di Indonesia berlomba-lomba membangun industri pariwisatanya, termasuk Pemerintah Kota Cimahi. Uniknya, Kota Cimahi ini berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Kota terkecil di Indonesia yang memiliki luas wilayah 48,42 km persegi ini merupakan kota militer. Sejak zaman dulu ketika masih di bawah Pemerintahan Hindia Belanda, dilanjutkan pendudukan Jepang, sampai kini kota ini dikenal sebagai kompleks militer dan pusat pendidikan tentara. Tidak heran kalau akhirnya Pemerintah Kota Cimahi merumuskan objek wisata daerahnya dengan konsep wisata militer.
Bertempat di Jalan Gatot Subroto, Cimahi, tepatnya di depan Lapangan Rajawali, pada Sabtu, 21 Desember 2019, diadakan kegiatan promo wisata bertajuk "Gatsoe Street Caranval (Gatreec) 2019". Acara yang dimotori oleh Pemeritah Kota Cimahi melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi ini diselenggarakan dalam rangkaian Cimahi Heritage Festival dan peringatan Hari Juang TNI AD yang ke-74.
Konsep dasar acara Gatreec ini dirancang dengan memadukan kegiatan kebudayaan dan pariwisata yang melibatkan unsur pariwisata dan unsur kemiliteran. Semua disinergikan sedemikian rupa, sehingga menjadi seni pertunjukan yang menarik dan memiliki nilai jual bagi dunia pariwisata Kota Cimahi.
Acara perdana yang dibuka oleh Walikota Cimahi, Ir. H. Ajay Muhammad Priatna, M.M., ini bertujuan mengenalkan wisata militer Kota Cimahi kepada publik, sehingga bisa meningkatkan pendapatan daerah. Dalam sambutannya Ajay berharap Kota Cimahi suatu saat memiliki even nasional yang rutin dan memiliki ciri khas, seperti halnya Kabupaten Jember dengan acara "Jember Fashion Carnaval"