Lihat ke Halaman Asli

Jumari Haryadi Kohar

TERVERIFIKASI

Penulis, trainer, dan motivator

Melestarikan Budaya Melalui Pasanggiri Jaipong

Diperbarui: 14 Desember 2016   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kebudayaaan merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Melalui budaya kita bisa  belajar sejarah bangsa dan bisa mengambil manfaat dari filosofi yang terkandung didalamnya. Salah satu budaya yang menarik untuk kita lestarikan adalah tari tradisional.

Kita bisa memberikan apresiasi dan mengacungi jempol atas apa yang sudah dilakukan oleh Manajemen Cimahi Mall. Pusat perbelanjaan terbesar di kota Cimahi ini membuat sebuah kegiatan berupa kegiatan lomba tari bertajuk “Pasanggiri Jaipong”.  Kegiatan ini diselenggarakan di Lantai 2 Gedung Cimahi Mall, Jalan Ganda Wijaya, Kota Cimahi, pada Minggu, 11 Desember 2016.

Acara ini bertujuan untuk membantu mengembangkan minat dan bakat para remaja di Kota Cimahi, khususnya di bidang seni tari. Selain merupakan sarana hiburan bagi masyarakat, ajang lomba ini juga telah mampu mendatangkan banyak pengunjung yang berdampak meningkatnya omset penjualan para pengusaha yang ada di Cimahi mall.

Gambar: Spanduk Pasanggiri Jaipong (sumber: J.Haryadi)

Sejak pukul 09.00 WIB para peserta lomba dan penonton sudah mulai hadir di lokasi kegiatan. Sebagian peserta ada datang dengan pakaian tarinya, tetapi ada juga yang justru baru mempersiapkan pakaian dan make up-nya di tempat. Hal ini membuat suasana di lokasi terasa hidup dan semarak.

Gambar: Peserta lomba sedang mempersiapkan diri sambil menanti giliran naik ke panggung (sumber:J.Haryadi)

Satu persatu pembawa acara memanggil para peserta untuk naik ke atas pentas dan menunjukkan kebolehan mereka. Pada tahap awal dimulai dari peserta tunggal kategori anak SD, SMP, dan SMA. Kemudian disusul peserta perkelompok (rampak) kategori anak SD, SMP, dan SMA.

Dua orang juri profesional sudah disiapkan oleh panitia untuk menilai kemampuan peserta lomba. Juri pertama yaitu Ace Iwan Suryawan,M. Hum – Dosen Departemen Seni Tari Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia. Sedangkan juri kedua adalah Yulinar Fitriani – Seorang Gadis Cantik Peraih Gelar Mojang Kota Cimahi 2016, Miss Cellebrity 2016, dan mahasiswi Institut Seni Budaya Indonesia.

Gambar: Salah seorang juri yaitu Ace Iwan Suryawan,M. Hum - Dosen Departemen Seni Tari Fak. Pendidikan Seni dan Desain UPI Bandung (Sumber: J. Haryadi)

Gambar: Salah seorang juri yaitu Yulinar Fitriani – Seorang Gadis Cantik Peraih Gelar Mojang Kota Cimahi 2016, Miss Cellebrity 2016, dan mahasiswi Institut Seni Budaya Indonesia (Sumber: J. Haryadi)

Menurut Adel yang saat itu bertugas sebagai pembawa acara, ajang lomba ini diikuti oleh 50 peserta perorangan (tunggal) dan grup (rampak).  Mereka memperebutkan trophy, sertifikat, uang tunai dan bingkisan dari pihak sponsor. Trophy yang diperebutkan adalah juara favorit, juara 1, juara 2 dan juara 3. Sedangkan peserta dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu Tunggal dan Rampak. Khusus bagi peserta yang memperoleh juara favorit akan mendapatkan hadiah istimewa berupa sebuah lukisan karya Bahar Malaka.

Adel menambahkan bahwa acara ini sebelumnya sudah dipromosikan sejak November lalu, sedangkan pendaftaran peserta sudah dimulai sejak 30 November – 8 Desember 2016. Mahasiswa Sastra Perancis Universitas Pendidikan Indonesia ini mengatakan bahwa pendaftaran peserta dilakukan di Lantai Ground Floor dan  di kantor manajemen Cimahi Mall Lantai Roof Floor, Cimahi Mall, Jalan Gandawijaya Kota Cimahi.

Gambar: Adel – Mahasiswi Sastra Perancis UPI Bandung yang bertugas Sebagai Pembawa Acara Pasanggiri Jaipong Tunggal dan Rampak di Cimahi Mall Kota Cimahi (Sumber: J. Haryadi)

“Animo masyakarat dalam mengikuti lomba cukup tinggi. Kami cukup kewalahan dalam menerima para peserta, karena pada saat lomba masih ada juga peserta dadakan. Namun kami konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan. Terpaksa dengan berat hati kami menolaknya. Mungkin ini menjadi catatan kami, sehingga kedepannya bisa membuat even yang lebih besar agar jumlah peserta yang ikut bisa lebih banyak,” pungkas gadis cantik yang sering bernyanyi di Hotel Sariater Subang ini menjelaskan.

Pada kesempatan tersebut juga hadir seorang seniman wanita senior yang duduk sebagai tamu kehormatan, yaitu Nur Libiana Ma’ruf. Pemilik sekaligus pengelola Rumah Kreasi yang yang beralamat di Jalan Sadarmanah 125 Cimahi Selatan ini ikut mengapresiasi kegiatan ini. Beliau juga memberikan kritik yang berharga bagi kemajuan dunia seni dan budaya Kota Cimahi.

“Ditinjau dari tujuan pelestarian budaya, sepatutnyalah kita tidak mengaitkan kegiatan berkesenian dengan aspek ekonomi, apalagi provit oriented semata. Karena hal itu akan melunturkan nilai-nilai estetika serta pesan moral yang terkandung didalamnya. Bagi Bunda, semua artefak budayadiwariskan oleh para leluhur kita adalah media penyampai untuk mengajarkan perilaku santun bagi kita sebagai generasi penerus bangsa.” Ujar seniwati yang akrab disapa dengan sebutan Bunda Nur ini menjelaskan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline