Oleh : J. Haryadi
[caption id="attachment_297617" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar : Air Selokan (Sumber : CV. CINTEK Cimahi)"][/caption] Hampir setiap jengkal tanah di bumi Indonesia ini mengandung air, baik berupa lautan, sungai, danau, dan sumber mata air yang mengalir dari pegunungan. Kita semua tahu kalau air merupakan sumber kehidupan, tetapi kenyataannya banyak orang yang tidak mau tahu berapa besar potensi sumber daya alam tersebut yang sebenarnya bisa kita manfaatkan.
Ketika musim hujan tiba, air berlimpah ruah, bahkan sampai menimbulkan bencana banjir. Sebaliknya ketiba musim kemarau datang, sumber air susah didapatkan sehingga masyarakat banyak yang menderita. Seandainya kita bisa mempelajari fenomena alam tersebut dan bisa memanfaatkannya dengan baik, tentu kita tidak perlu menderita, justri banyak bersyukur atas nikmat yang sudah Tuhan berikan.
Coba sekali-kali kita berkunjung ke pedesaan yang jauh di pedalaman. Mungkin untuk sampai ke desa harus melalui beberapa bukit dan hutan. Pemandangan alam yang hijau dan asri terlihat indah terbentang luas dihadapan kita. Jalan setapak masih dipenuhi rumput liar dan dipinggir selokan mengalir air yang jernih dari atas pegunungan. Udara yang masih segar dan alami membuat badan kita terasa sehat.
Sayangnya, kehidupan masyarakat pedesaan yang berada di pedalaman masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Masih banyak masyarakat yang hidupnya terbelakang dan tidak pernah tersentuh teknologi modern. Mereka hidup tanpa listrik dan mencari makan dengan mengandalkan hasil pertanian yang masih dilakukan secara manual, serta lebih banyak mengandalkan tenaga manusia.
Ketika musim panen tiba, mereka berusaha menjual hasil pertaniannya ke kota berjalan kaki dengan jarak puluhan kilometer. Uang hasil berjualan hanya cukup untuk menghidupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Begitu seterusnya kehidupan berputar dan mereka selalu berada dalam lingkaran kemiskinan.
Mikrohidro, mengolah air menjadi energi
Jika kita mau memanfaatkan air dengan baik dan mau juga mempelajari teknologi terapan, bukan mustahil keberadaan air bisa mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik. Faktanya, kehadiran teknologi mikrohidro telah mampu memanfaatkan debit air yang ada disekitar kita menjadi energi listrik, meskipun hanya berupa air selokan yang debit airnya tidak terlalu besar. Setidaknya hal itu yang bisa penulis fahami setelah mendapat paparan dari Muhammad Sanusi, salah seorang staf CV. Cihanjuang Inti Teknik (CINTEK) Cimahi, ketika penulis berkunjung ke perusahaan tersebut beberapa waktu yang lalu.
Mikrohidro sebenarnya bukan teknologi baru dan sudah banyak diterapkan oleh beberapa negara di dunia seperti Thailand, India, Pakistan, Vietnam, China dan Indonesia. Tetapi ditangan para tenaga ahli teknik dari CV. CINTEK, teknologi tersebut mampu dikembangkan dan disempurnakan sehingga kualitasnya menjadi lebih baik dan energi yang dihasilkan jauh lebih besar. Desain produk turbin listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) produksi CV CINTEK kini sudah mendapatkan Hak Paten dari Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM dengan nama Hanjuang.
Sampai sekarang, negara kita masih mengandalkan sumber energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, gas dan batubara. Sebagian besar penduduk Indonesia termasuk para pelaku industri umumnya mengkonsumsi energi tersebut. Setiap tahun pemakaiannya cenderung meningkat. Sayangnya bahan bakar fosil ini termasuk energi yang tidak bisa diperbarui, sehingga jika terus digunakan, lambat laun pasti akan segera habis.
Disisi lain, energi terbarukan seperti hydrogen, air, panas bumi, angin, matahari dan sebagainya masih belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan pemakaiannya baru sekitar lima persen. Energi ini masih dianggap sebagai energi alternatif, padahal jumlahnya sangat berlimpah. Seandainya sejak sekarang bisa dimanfaatkan dengan baik, suatu saat bangsa kita tidak perlu khawatir akan kekurangan energi.
Menurut Direktur CV. CINTEK, Eddy Permadi, PLTMH merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia. Menurutnya, wilayah Indonesia yang sangat luas banyak memiliki aliran air sungai yang sangat potensial untuk membangkitkan tenaga listrik. Dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia saat ini, terdapat sekitar 100 juta penduduk yang masih belum mendapatkan fasilitas aliran listrik dari PLN.
PLTMH adalah istilah yang biasa digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang memakai energi air. Air yang bisa dipakai sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik harus memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu. Besar atau kecilnya kapasitas aliran air maupun ketinggiannya dari titik instalasi sangat menentukan besar atau kecilnya output energi listrik yang dihasilkan.
[caption id="attachment_297620" align="aligncenter" width="439" caption="Gambar : Layout Sistem PLTMH (Sumber : Dokumentasi CV. CINTEK Cimahi)"]
[/caption] Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai Mikrohidro dan secara teknis terdiri dari tiga komponen utama yaitu air, turbin dan generator. Aliran air dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Selanjutnya instalasi air tersebut akan menabrak turbin, lalu mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut lalu dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).
Proses Instalasi Mikrohidro di pedesaan
Instalasi Mikrohidro tidak sulit, namun demikian harus memenuhi ketentuan seperti misalnya adanya sumber air yang bisa dialirkan dengan debit tertentu, adanya pemahaman dari warga desa setempat dan tentu saja tersedianya dana untuk membeli peralatan pendukungnya.
Gambar berikut ini menjelaskan proses instalasi mikrohidro yang pernah diterapkan oleh CV. CINTEk Cimahi dibeberapa daerah di Indonesia.
1.Adanya aliran air baik berupa selokan ataupun sungai yang mempunyai debit tertentu sehingga nantinya dipakai sebagai sumber daya (resource).
[caption id="attachment_297621" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar : Air sungai yang dijadikan sebagai sumberdaya mikrohidro (Sumber : Dokumentasi CV. CINTEK Cimahi)"]
[/caption] 2.Pembuatan bak penampungan air untuk disalurkan ke rumah instalasi.
[caption id="attachment_297622" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar : Bak penampungan air yang bersumber dari selokan atau sungai (Sumber : CV. CINTEK Cimahi)"]
[/caption] 3.Khusus bagi pemukiman penduduk yang jauh dari sumber air, dibuatkan saluran air melalui pipa pesat (penstock) menuju turbin yang ada di rumah instalasi.
[caption id="attachment_297623" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar : Saluran air memalui pipa pesat (penstock) menuju turbin di rumah instalasi (Sumber : CV. CINTEK Cimahi)"]
[/caption] 4.Pembuatan rumah instalasi yang berfungsi sebagai tempat pusat kontrol air yang bisa menggerakkan turbin sehingga bisa mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
[caption id="attachment_297624" align="aligncenter" width="535" caption="Gambar : Denah rencana pembangunan rumah instalasi mikrihidro (Sumber : CV. CINTEK Cimahi)"]
[/caption]
[caption id="attachment_297625" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar : Bak penampungan yang sudah dipasang turbin mikrohidro (Sumber : Jumari Haryadi)"]
[/caption]
[caption id="attachment_297626" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar : Panel pengontrol output besaran listrik (Sumber : Jumari Haryadi)"]
[/caption]
[caption id="attachment_297627" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar : Board pengontrol output Listrik di laboratorium alam CV. CINTEK (Sumber : Jumari Haryadi)"] [/caption] Keunggulan menggunakan mikrohidro
Berdasarkan pengalaman Sanusi ketika memasang mikrohidro ke berbagai daerah di Indonesia, pemanfaatan PLTMH ternyata lebih menguntungkan dibandingkan memakai pembangkit listrik jenis lainnya. Menurut salah satu orang kepercayaan CV. CINTEK ini, mikrohidro yang paling kecil harganya cuma Rp.2 jutaan. Perawatannya sukup mudah dan kalau ada yang rusak biasanya klep. Harga klep sekitar Rp.40.000 dan mudah diperoleh ditoko sparepart sepeda motor. Klep ini masa pakainya sekitar enam bulan.
Jika dibandingkan dengan pemakaian genset yang memerlukan bahan bakar dan perawatan lain, biaya pemakain Mikrohidro jauh lebih murah. Keunggulan lainnya, mikrohidro bisa digunakan selama 24 jam non stop, sedangkan genset harus berhenti setiap delapan jam.
Beberapa keunggulan pemakaian mikrohidro lainnya adalah :
1.Mikro Hidro sangat cocok diterapkan di daerah terpencil yang jumlah penduduknya terbatas dan sulit di jangkau oleh PLN.
2.Biaya operasional dan pemeliharaannya relatif lebih murah dibandingkan mesin diesel yang memakai BBM.
3.Ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara dan suara.
4.Memiliki konstruksi yang sederhana sehingga mudah dioperasikan, bahkan cukup memakai penduduk lokal setempat dengan sedikit latihan.
5.Bisa disinergikan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
6.Berpotensi dalam pengembangan aktivitas ekonomi produktif.
Mikro Hidro Harus Mampu Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Pedesaan
Pengembangan PLTMH tidak boleh berdiri sendiri dan hanya mementingkan keuntungan bisnis semata. Dampak sosial dari kehadiran teknologi ini juga harus mendapat perhatian yang serius. Sebab hadirnya listrik di pedesaan, selain menguntungkan kedua belah pihak namun disisi lain ada dampak negatifnya terhadap kebiasaan warga desa.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Seperti penuturan Sanusi, “Kami pernah survey ke beberapa desa yang kemudian dialiri listrik. Ternyata, masyarakatnya berubah jadi konsumtif dan cenderung malas bekerja. Ada yang menjual sawah hanya untuk membeli televisi dan DVD player. Sebagai tanggung jawab kami, biasanya bekerja sama dengan KUD setempat melakukan pelatihan keterampilan untuk masyarakat”
[caption id="attachment_297628" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar : Eddy Permadi, Direktur CV. CINTEK Cimahi (Sumber : CV. CINTEK Cimahi)"]
[/caption] Sementara itu, Eddy Permadi, pengusaha mikrohidro asal Cimahi yang juga direktur CV. CINTEK, berpendapat bahwa kehadiran energi di pedesaan penting, namun yang lebih utama bukan ketersediaan energinya melainkan bagaimana mengembangkan perekonomian masyarakatnya. Kehadiran mirkohidro harus mampu memberi nilai tambah dari bahan baku menjadi produk yang dapat dijual dengan nilai yang lebih tinggi, sehingga lebih menguntungkan masyarakat.
Pria lulusan Pokliteknik Mekanik Swiss ITB dan pernah mengenyam pendidikan pengecoran logam di Jerman ini lebih jauh menjelaskan bahwa jika suatu daerah hanya diberi pasokan listrik tanpa diberikan suatu pemahaman tentang bagaimana cara manfaatkan listrik untuk kegiatan yang produktif, maka kecenderungannya nanti listrik hanya digunakan sebagai alat penerangan dan kegiatan hiburan.
Kehadiran energi justru harus mampu membuat masyarakat pedesaan lebih bergairah dalam mengembangkan perekonomiannya. Mereka perlu diberi pemahaman dan bimbingan agar keberadaan energi listrik justru mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi mereka.
Ada banyak pilihan pekerjaan yang bisa diterapkan dipedesaan sebagai akibat masuknya listrik. Misalnya menjalankan mesin penggiling, pengiris, pencacah, pendingin, penggerak pompa, pengering, pemipil dan berbagai mesin pasca panen lainnya. Salah satu contoh nyata adalah keberhasilan penerapan energi Mikrohidro yang sudah dilakukan CV CINTEK di sebuah desa di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebelum kehadiran listrik, warganya harus berangkat kerja dari subuh dan pulang malam ke industri brodir, namun sekarang bisa mengerjakan secara makloon di rumah mereka sendiri. Disamping menghemat waktu, tenaga dan biaya, para remaja dan Ibu rumah tangga bisa menghasilkan uang tanpa harus mengabaikan urusan keluarganya.
Energi merupakan salah satu parameter untuk mengukur kesejahteraan suatu negara. Kita bisa melihat tingginya penggunaan energi per kapita di negara maju yang menandakan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Meskipun begitu, kehadiran energi tidak langsung membuat ekonomi masyarakat tumbuh, namun bisa memancing masyarakat untuk lebih produktif dalam berkarya yang nantinya berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan mendorong tumbuhnya kebutuhan energi.
Jika masyarakat menyadari bahwa pertumbuhan perekonomian mereka sebagai dampak adanya pembangkit listrik, maka masyarakat sebaiknya menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan, seperti menjaga aliran air dan menjaga hutan di hulu sungai agar pasokan air tetap terjaga. Jika itu terus dilakukan, bukan tidak mungkin alam tetap lestari dan kesejahteraan masyarakat terus tumbuh dari waktu ke waktu.
***