[caption id="attachment_324723" align="aligncenter" width="500" caption="Ekspresi senang dan bahagia (sumber : http://www.surgeforward.com)"][/caption]
Oleh : J. Haryadi
Pernahkah anda membayangkan bahwa hidup anda selalu dalam keadaan senang ? Atau justru anda sekarang berada dalam keadaan bahagia ? Lalu apa bedanya senang dan bahagia ? Bukankah kedua kata tersebut mencerminkan kondisi orang yang sedang menikmati indahnya kehidupan ?
Sekilas kata senang dan bahagia itu mempunyai makna yang sama, namun menurut hemat penulis keduanya berbeda. Kalau diibaratkan makan, maka kata senang itu seperti ketika kita memakan makanan yang enak, sedangkan kata bahagia itu seperti ketika kita memakan makanan yang rasanya lezat. Disini, makna kata lezat setingkat lebih tinggi dari kata enak. Artinya, lezat itu lebih dari sekedar enak, tetapi sangat enak sekali.
Saya berpendapat makna senang adalah ketika seseorang menerima hadiah atau pemberian dari orang lain berupa sesuatu yang sangat diharapkannya. Misalnya ada orang yang ingin lulus tes menjadi pegawai di suatu instansi atau perusahaan. Orang tersebut akan merasa senang ketika dirinya lulus dan diterima bekerja.
Contoh lainnya adalah ketika ada orang yang hidupnya susah, tidak ada pekerjaan dan tidak mempunyai uang, sehingga dirinya kesulitan untuk menafkahi keluarganya. Suatu hari tiba-tiba ada sahabat lamanya yang sudah sukses datang bertamu. Sahabatnya itu lalu merasa iba dengan penderitaannya dan memberinya sejumlah uang yang bisa dipakai sebagai modalnya berdagang. Kondisi ini membuat orang yang menerima bantuan tersebut merasa senang.
Lantas bagaimana dengan definisi bahagia ? Menurut saya, bahagia adalah suatu perasaan yang timbul ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain, sehingga membuat orang lain senang. Sebagai contoh adalah kisah diatas. Orang yang bahagia adalah orang yang memberi bantuan kepada temannya yang sedang mengalami kesulitan.
Dalam hidup ini, sebaiknya kita mencari kebahagiaan, bukan kesenangan ? Mengapa ? karena kebahagiaan derajadnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kesenangan. Kebahagiaan bisa diperoleh dengan membuat orang lain senang. Posisi orang yang bahagia pasti selalu tangannya ada diatas, peduli dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. Sementara itu posisi orang yang senang cenderung mementingkan diri sendiri dan kurang peduli dengan orang lain.
Kita bisa melihat betapa banyak orang yang melakukan berbagai cara demi meraih kesenangan. Misalnya, orang kaya menghabiskan uangnya dengan cara berbelanja barang yang mahal, tidur dihotel mewah, dan jalan-jalan ke tempat eksotis yang bertarif puluhan juta rupiah. Semua itu dilakukan demi ambisi pribadi agar dirinya senang.
Coba kita lihat diluar sana, betapa masih banyak orang yang hidup dalam kemiskinan. Kekayaan yang kita miliki tidak akan berarti apa-apa jika hanya digunakan untuk kepentingan pribadi. Kesenangan hanya melahirkan sifat sombong yang bisa mencelakakan diri sendiri, sementara kebahagiaan bisa melahirkan rasa empati, peduli dan sikap rendah hati. Kebahagiaan bisa membuat orang berada dimana posisi harta bukanlah segala-galanya.
Penulis pernah bicara dengan seorang pengusaha sukses yang kini sudah memiliki harta kekayaan milyaran rupiah dan bisnisnya menjamur ada dimana-mana. Uang baginya bukan masalah karena rekeningnya setiap hari terus bertambah. Apapun sudah dimiliknya, seperti mobil dan rumah mewah, deposito dengan angka diatas 9 digit, barang-barang berharga berupa emas dan berlian, saham diberbagai perusahaan dan lain-lain. Namun dirinya mengaku belum bisa merasakan bahagia dengan kekayaannya itu. Uniknya, kebahagiaannya justru hadir ketika dirinya bisa membuat orang lain senang. Caranya adalah dengan memberi bantuan kepada siapa saja orang yang membutuhkan uluran tangannya, baik diminta atau tidak. Ketika orang yang dibantunya senang, maka dirinya baru merasa bahagia.
Mari kita mengejar kebahagiaan dalam hidup ini, bukan kesenangan. Kebahagiaan sesungguhnya bisa kita dapatkan tanpa harus bermodalkan materi. Ilmu yang kita miliki juga bisa membuat kita bahagia. Caranya adalah dengan mengamalkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain yang memerlukannya. Misalnya kita memiliki ilmu dibidang tertentu, lalu ilmu tersebut kita tularkan kepada orang lain. Akibatnya orang tersebut jadi memiliki ilmu seperti yang kita miliki sehingga bisa menjadi bekal hidupnya. Jika kita memberinya secara ikhlas, Insya Allah ilmu itu akan bermanfaat. Dampaknya hati kita akan merasa senang dan bahagia karena orang yang diberi ilmu itu bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.
Senang dan bahagia itu adalah pilihan. Kesenangan hanya untuk diri sendiri sedangkan kebahagiaan melibatkan orang lain yang menjadi senang karena perbuatan kita. Jika kualitas hidup anda ingin meningkat, kejarlah kebahagiaan dan bukan kesenangan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H