"Air minum cuma tiga ribu perak, Pak. Dibandingkan pengobatan pasti jauh lebih mahal. Gak sanggup saya," ujar Iyan, seorang pengemudi ojek daring.
Langit perlahan berubah gelap. Lampu-lampu di rimbunan gedung kitaran Rasuna Said mulai menyala. Jalanan terlihat lengang. Hanya dua tiga kendaraan yang melintas. Saya yang baru turun dari gedung berlantai 32 harus menunggu kurang lebih 45 menit sebelum mendapatkan pengemudi.
Pasalnya, aplikasi transportasi yang saya gunakan berputar-putar tidak secepat biasanya.
"Saya di depan Cyber 2 ya, Bang. Di pinggir jalan."
"Bentar Pak, mutar dulu."
Pembelokan yang jauh membuat saya harus menunggu lebih lama lagi. Setelah dua kali memesan, baru kali ini saya mendapat respons.
Situasi ini bukan tanpa alasan. Waktu yang tidak tepat di mana hari itu adalah hari Minggu. Tentu saja, Rasuna Said tidak akan seramai hari kerja.
Hasilnya, pengemudi ojek yang berada di daerah tersebut pun berkurang.
Kedua adalah saya yang bersikeras untuk memanfaatkan promo termurah yang ditawarkan aplikasi sehingga beberapa pengemudi barangkali tidak mengambil pesanan saya. Maklum, jarak dari Rasuna Said ke Tomang tidak dekat.
Masalah harga memang acap kali jadi soal. Syukur, saya diselamatkan oleh Iyan.
Berapa Banyak Air yang Harus Diminum Setiap Hari?
Iyan berhenti beberapa langkah dari tempat saya berdiri. Dia merogoh ponselnya, sambil sesekali menengok kiri dan ke depan. Saya mendatanginya, meraih helm, dan melompat ke sadel belakang.