CERDIK, SEHATKAN INDONESIAKU BEBAS DARI PENYAKIT TIDAK MENULAR
by: Jumanti Sastrawardani
Indonesia mengalami perkembangan teknologi yang pesat, perubahan lingkungan, dan pergeseran gaya hidup dari kehidupan tradisional ke modern. Bantuan teknologi dan layanan online juga secara tidak langsung mengubah perilaku masyarakat. Hidup modern di lingkungan perumahan, kemajuan, dan berbagai kemudahan akan membawa perubahan gaya hidup yang akan membuat orang lebih santai. Orang tidak perlu lagi memasak, layanan pesan antar online yang kini semakin banyak. Untuk transaksi pembayaran orang tidak perlu membawa uang cash di dompetnya, semuanya bisa dilakukan hanya menggunakan handphone. Segala kemudahan yang ada tentunya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Trend penyakit menular kini telah bergeser menjadi penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular atau penyakit non-infeksi telah menjadi bagian dari beban ganda epidemiologi di dunia sejak beberapa dekade terakhir. Berbeda dengan penyakit menular, penyakit ini tidak disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti protozoa, bakteri, jamur, maupun virus. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa penyakit ini menyebabkan sedikitnya terhadap 40 juta kematian tiap tahun di dunia yakni setara dengan 70% kematian oleh seluruh penyebab pada tingkat global. Angka morbiditas penyakit tidak menular baik di tingkat global maupun nasional menunjukkan kecenderungan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. WHO menyebutkan terdapat empat faktor risiko utama yang menyebabkan peningkatan tersebut, yaitu konsumsi tembakau, kurangnya aktivitas fisik, penyalahgunaan alkohol, dan diet yang tidak sehat (profil kesehatan Indonesia, 2022).
Penyakit tidak menular sebelumnya lebih banyak ditemukan pada orang tua. Namun di era sekarang penyakit tidak menular banyak di temukan pada kelompok umur 10-14 tahun. Penyakit yang terbanyak adalah stroke, penyakit jantung dan diabetes. Pada tahun 2030-2040, Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi dimana usia produktif akan mendominasi dari total jumlah penduduk, jika kecenderungan penyakit tidak menular tidak segera dikendalikan, untuk menghasilkan generasi muda yang sehat akan menjadi tantangan yang sulit di gapai. Untuk menjawab tantangan tersebut tentunya diperlukan komitmen Bersama antara pemerintah, tenaga Kesehatan dan masyarakat.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di tingkat nasional, sejalan dengan pendekatan global dan regional. Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular atau yang di singkat PANDU PTM di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama seperti di PUSKESMAS adalah salah satu program yang diluncurkan oleh kementrian Kesehatan. Harapannya penyakit tidak menular dapat dideteksi secara dini sehingga dapat diatasi segera dan tidak menimbulkan dampak yang lebih parah. Hal ini sebagai upaya dalam mendukung pencapaian target indikator Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat Arifin dkk, faktor risiko yang dapat di modifikasi, tidak dapat di modifikasi dan fisiologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyakit tidak menular di Indonesia. Faktor yang dapat dimodifikasi ini berkaitan dengan gaya hidup seperti pola makan dan perilaku merokok. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimofikasi adalah faktor keturunan (genetik) dan usia.
Perilaku merokok merupakan salah satu faktor risiko yang ditindaklanjuti pada pengendalian penyakit tidak menular. Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari paparan asap rokok. Hal ini mendorong terciptanya peraturan dan kebijakan daerah serta implementasinya. Terciptanya manusia Indonesia yang sehat, bebas dari paparan asap rokok, berkualitas, dan produktif merupakan hal yang diharapkan dari kebijakan tersebut. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan sebuah inovasi untuk membantu Masyarakat berhenti merokok bebas dari gejala putus nikotin. Layanan tersebut dinamakan Upaya Berhenti Merokok (UBM). Layanan ini merupakan upaya promotif, preventif dan tatalaksana pengendalian konsumsi rokok yang dilaksanakan di FKTP, salah satunya di Puskesmas. Upaya ini ditempuh untuk menurunkan jumlah perokok pada rentang usia 10-18 tahun.
CERDIK merupakan perilaku hidup sehat yang mampu membantu kita untuk mengatasi penyakit tidak menular. CERDIK merupakan singkatan dari Cek Kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rutin melakukan aktivitas fisik, Diet yang sehat, Istirahat yang cukup dan Kelola Stres dengan baik. Berikut kita simak penjelasannya.
- Cek Kesehatan Secara Berkala
Banyak masyarakat melakukan cek kesehatan ketika sudah merasakan gejala yang tidak nyaman pada tubuhnya. Hal ini adalah kebiasaan yang harus diubah dikalangan masyarakat. Kita harus mulai melakukan pengecekan kesehatan secara rutin guna mendeteksi dini resiko penyakit yang ada pada diri kita . Mulailah untuk mengecek tekanan darah 1 kali dalam sebulan, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar perut dan memperhatikan denyut nadi. Pengecekan kadar gula dan kolesterol juga hal yang perlu dilakukan.
- Enyahkan Asap Rokok