Lihat ke Halaman Asli

Jumaida Pulungan

"Writing is work to eternity." ~PA Toer

Rumus Pythagoras? Lets Apply

Diperbarui: 13 Mei 2023   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa yang tidak mengenal Pythagoras?

Pythagoras of Samos adalah seorang filsuf yunani lonia kuno dan pendiri eponymous dari pythagoreanisme. Beliau lahir pada tahun 570 SM di pulau Samos dan wafat pada usia 75 tahun (495 SM). Pulau samos sendiri merupakan suatu pulau di Yunani yang terletak di bagian selatan, tepatnya di Region Aegea Utara. Pulau ini memiliki luas wilayah sekitar 477,4 km2.

Apabila berbincang tentang pyhtagoras, yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita tentulah teorema pythagorasnya. Beliau dikenal dunia karena dugaan penemuan matematikanya. Teorema pythagoras tersebut menyatakan bahwa "dalam segitiga siku-siku, kuadrat sisi miringnya sama (dengan jumlah) kuadrat dari dua sisi lainnya- yaitu: a2 + b2 = c2.

Dalam penemuannya ini, apabila kita tarik kesemipulan dari sudut pandang yang berbeda maka teori pythagoras sama hal tiga sudut yang saling bertemu dan berkaitan satu sama lainnya. Dapat kita logaritmakan seperti kehidupan sehari-hari ketika kita hendak menginginkan sesuatu. Setidaknya ada 3 dasar yang sangat utama dalam membantu pencapaikan kita. Rumus pythagoras apabila kita tarik ke dalam kehidupan sehari-hari akan kita dapati juga 3 inti yang menjadikan seseorang manusia berhasil dalam pencapaiannya menginginkan sesuatu yang baik. Dapat saudara lihat bentuk lain dari segitiga siku-siku yang dapat kita logikakan seperti berikut:

Dalam menginginkan sesuatu atau sedang mengejar suatu goal di kehidupan ini, ada 3 pilar yang menjadi keyakinan kita saat mencapainya, yaitu; keyakinan kepada Allah, meminta restu kedua orang, dan diikuti dengan usaha diri sendiri. Ketiga ini membentuk segitiga yang sempurna dengan Allah subhanahu wa ta`ala berada di puncak, kemudian orang tua menduduki posisi kedua, lalu usaha diri sendiri menjadi penyanggahnya. Jika diamalkan hanya satu dari ketiga ini, hal yang sudah kita usahakan akan menjadi sia-sia.
1.Doa dan keyakinan kepada Allah subhanahu wa ta`ala
"di setiap udara yang kau temukan, di sana akan kau jumpai Allah yang senantiasa mendengar doamu" -- Asma Nadia
"sebab hidup ini adalah ibadah kepada Allah, maka tugas kehambaan kita adala mengemudi hati menuju-Nya" -- Salim Akhukum Fillah

Iman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama. Keyakinan kepada Allah menjadi hakikat keimanan tertinggi dalam Islam. Sesuai dengan asmaul husna yang ke-36, al-Aliyy yang berarti Yang Maha Tinggi. Bila kita bisa memaknai dan menerapkan sifat Allah ini dalam kehidupan artinya kita meyakini bahwa Allah adalah yang paling tinggi derajat dan kedudukannya. Keyakinan bahwa Allah sebaik-baik planner of life akan menghadirkan ketenangan kepada hati yang teguh dan yakin sepenuhnya terhadap takdir Allah Swt..

Nabi Muhammad Saw. telah mengatakan kepada ummatnya bahwa Allah Swt. sesuai dengan prasangka hamba-Nya, sebagaimana sabda Rasullullah: "Nabi Muhammad mengabarkan bahwa Allah berfirman, "Aku sesuai prasangkaan baik hamba-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sebagaimana ia mau" (HR. Ahmad).

Dari hadits ini, maka dapat kita ambil ibrah bahwa apabila menginginkan sesuatu atau sedang mengusahakan sesuatu, yakinlah kepada Allah dengan keyakinan yang baik dan benar bahwa Allah Swt. akan mengatasi segala kesulitan yang kita alami, karena ketika kita melibatkan segala urusan kepada Allah di waktu yang bersamaan Allah Swt. membantu hamba-Nya yang berprasangka baik pada-Nya. 

Sejatinya, hati yang bergantung kepada Allah Swt. akan terhindar dari rasa kecewa dan kekhawatiran yang berlebihan.
Allah juga telah menyinggung di dalam al-Qur`an bahwa Allah Swt. tidak akan mungkin membebani seorang hamba di luar dari batas kemampuannya. Hal ini tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut:

Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bergantung hanya kepada-Nya. Nabi Muhammad juga menyampaikan bahwa Allah tidak ingin hamba-Nya berada pada kesesatan dengan berharap pada selain-Nya. Setiap doa yang terucap atau bahkan yang tertutur, Allah sudah mengetahuinya. Allah Sang Penguasa, mustahil memiliki sifat buta dan tuli. Setiap doa akan sampai kepada-Nya dan Allah pasti akan menjawab doa tersebut di waktu yang tepat menurut-Nya. Tugas kita hanyalah berharap dan terus berdoa dengan ikhlas kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surah al Mukmin ayat 60:

Artinya: "Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline