Lihat ke Halaman Asli

Life Indicators

Seorang security di perusahaan Pemda

Rumah Di Kalimantan Selatan Berlantai Batu Bara Beratapkan Daun Kelapa Sawit

Diperbarui: 27 Desember 2024   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permukiman kumuh di pinggiran Sungai Martapura (Sumber: hallobanua.com) 

Sebuah ironi terjadi di kehidupan nyata di Kalimantan selatan, di mana tembok pemisah antara si kaya dan si miskin sangat terlihat jelas terjadi. 

Padahal Kalimantan Selatan adalah penghasil batu bara terbesar di Indonesia, Menurut data solarkita.com produksi batu bara di Kalimantan Selatan hampir mencapai 160 juta ton per tahun belum termasuk perusahaan-perusahaan yang menambang batu bara secara ilegal. 

Ditambah lagi dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang luasnya mencapai 427.000 hektare dengan jumlah 86 perusahaan .Menurut data Kalsel.Gapki.id . 

Bekas galian tambang batu bara yang terbengkalai (Sumber: mongabay.co.id) 

Longsor Jalan Transnasional KM 171 Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu akibat tambang batu bara (Sumber: RRI.co.id) 

Foto salah satu perkebunan sawit di Kalimantan Selatan(Sumber:infosawit.com) 

Dari banyaknya perusahaan tambang batu bara ataupun perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan tidak menjamin masyarakatnya di Kalimantan Selatan hidup sejahtera masih banyak terlihat kesenjangan sosial yang sangat tampak kita melihat dari kondisi rumah, Masih banyak masyarakat masyarakat miskin yang tinggal di rumah yang tidak layak huni beratapkan dan berdinding daun Nipah. Hal ini berbanding terbalik dengan para raja-raja tambang di Kalimantan Selatan yang memiliki rumah bak istana. 

Potret rumah kumuh di Banjarmasin (Sumber : Radar Banjarmasin) 

Tercatat ada 43.921 rumah di Kalsel masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH) dari jumlah itu, baru ditangani sampai 2023 sebanyak 13.891 rumah atau sebesar 31,63% dan Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada Juni 2024, sebanyak 183,31 ribu jiwa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline