Di tengah pandemi COVID-19, para siswa yang biasanya mencari ilmu ke sekolah, terpaksa harus belajar di rumah secara daring. Namun, di sisi lain, kebijakan belajar online ini rupanya mendatangkan masalah baru bagi siswa-siswa tak mampu, salah satunya adalah Andi
Siswa SMP 4 satap moyo hilir, ini kesulitan saat belajar online di tengah pandemi virus corona. Sebab, dengan penghasilan ayahnya sebagai nelayan Andi tak mampu membeli smartphone untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Setelah ibunya meninggal, sehari-hari Andi hanya tinggal bersama ayahnya, Anton, di dusun Nanga lidam Jangankan membeli smartphone, apalagi laptop, rumah kayu berukuran 2 meter x 4 meter yang ditinggali Andi bahkan tak dialiri listrik.
Namun, kondisi tersebut tak membuat Andi patah arang. Agar bisa tetap mengikuti pembelajaran, ia harus pergi ke rumah temannya dan belajar bersama-sama.
Andi anak sopan yang baik hati, Andi selalu menjadi bahan "candaan" teman-temannya yang kadang juga kelewat batas. Luar biasanya, Andi selalu memanfaatkan temannya itu
Setiap malam Andi dan ayahnya pergi menjala ikan, dan keesokan paginya baru kembali ke kampung setelah semalaman dilaut menjala ikan
Andi mempunyai cita-cita yang sangat mulia, yaitu menjadi seorang guru dan ingin mengajarkan banyak anak-anak di kampungnya
Dan cita - cita nya itu sangat di dukung oleh ayahnya, dan ayah Andi berpesan agar Andi tidak berputus asa, dalam menggapai cita-cita nya, walaupun dalam ke terbatasan ekonomi keluarganya saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H