Lihat ke Halaman Asli

Jumadi Mappanganro

Jurnalis dan traveller

Tips Belajar Menulis Esai

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14201136221228845017

"Apa tipsnya agar kami terampil menulis berita atau esai?"

Pertanyaan di atas sering diajukan kepada saya pada beberapa kesempatan membawakan materi pelatihan jurnalistik. Saya pun selalu menjawab bahwa tipsnya banyak. Tapi ada dua hal utama yang saya sarankan untuk dilakukan.

[caption id="attachment_344390" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber foto: Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan"][/caption]

Pertama adalah membiasakan diri membaca. Bacaan apa saja. Dengan kebiasaan membaca, seseorang akan kaya dengan perbendaharaan kata. Wawasan kita pun luas dan terus berkembang. Ide atau inspirasi yang bisa ditulis pun kian banyak.

Sebagai langkah awal, saya menyarankan untuk membaca buku cerita anak atau majalah untuk anak. Majalah Bobo misalnya. Kenapa? Karena pada buku cerita anak atau majalah anak tersebut tulisan yang disajikan umumnya mudah dimengerti.

Itu karena kata-kata yang digunakan adalah diksi yang dapat dimengerti anak-anak sekalipun. Jika anak-anak saja paham, tentu orang dewasa diharapkan lebih mengerti.

Selain menggunakan kata yang sudah umum, tulisan-tulisan pada buku cerita anak atau majalah anak umumnya menggunakan kalimat pendek atau sederhana. Bukan kalimat panjang yang justru sering rumit dipahami.

Menurut saya, membuat kalimat sederhana nan mudah dimengerti tak segampang membuat minuman teh. Butuh kebiasaan. Nah pada buku cerita anak atau majalah anak semacam Bobo dapat dicontoh bagaimana membuat kalimat pendek atau sederhana dan mudah dipahami. Tapi tentu saja harus tetap logis.

Tips kedua agar terampil menulis esai adalah rutin membuat catatan harian. Kenapa? Manfaatnya sangat banyak. Di antaranya adalah melatih seseorang merangkai kata menjadi kalimat. Lalu kalimat menjadi paragraf dan seterusnya.

Dengan kebiasaan membuat catatan harian, lama-kelamaan menulis bukan lagi dianggap beban. Justru menjadi hobi yang menyenangkan.

Alasan itulah juga mengapa para calon reporter di Tribun Timur, tempat saya bekerja sebagai jurnalis, wajib setiap hari membuat catatan harian. Lalu catatan harian tersebut disetor setiap hari pula ke wakil pemimpin redaksi dan manager produksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline