BAGI sebagian anak muda Kota Makassar, kopi dan wireless fidelity (WiFi) kini agak sulit dipisahkan.
WiFi yang saya maksud adalah teknologi jaringan tanpa kabel yang menggunakan satu atau banyak frekuensi tertentu. WiFi juga standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (WLAN).
Awalnya WiFi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun seiring berjalannya waktu kini WiFi dapat digunakan untuk mengakses internet.
Lantas apa hubungan kopi dan WiFi sehingga dikatakan sulit dipisahkan?
Hubungan yang saya maksud bahwa kini banyak warung kopi (warkop) atau kafe di Kota Makassar tak lagi sekadar menyediakan minuman kopi sebagai jualan utama, tapi juga ‘wajib’ menyediakan WiFi gratis.
Hal itu sebagai satu di antara beberapa syarat jika warkop atau kafe tersebut ingin banyak dikunjungi anak muda di kota ini.
Jika ada warkop atau kafe yang hanya sediakan minuman kopi tanpa WiFi gratis, umumnya warkop itu bakal sepi pengunjung.
Hanya warkop dan tertentu saja di Makassar yang tetap ramai dikunjungi walau tak sediakan WiFi.
Biasanya warkop yang demikian adalah warkop yang sudah ‘tua’ dan sudah punya penggemar setia.
Itu pun kalau ramai, kebanyakan warkop itu hanya dikunjungi kaum tua atau mereka yang telah berusia lebih 40 tahun. '
Bagi mereka yang masih usia belasan tahun atau di bawah 40 tahun, biasanya kurang sreg berada di warkop atau kafe yang tak ada WiFi-nya.