Lihat ke Halaman Asli

Pacaran dengan Pria Dewasa Berisiko Nikah Muda

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan adalah suatu ikatan yang sakral, dimana dalam ikatan tersebut si pria dan wanita bukan lagu dua melainkan satu. Ya jadi satu tubuh, satu pemikiran, satu bahtera, dan tentunya satu hati. Ketika memasuki masa pernikahan mereka memiliki tugas masing-masing yang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Butuh kesiapan mental dan ekonomi dalam membentuk suatu rumah tangga yang harmonis.

Saat ini kita sering mendengar kata “pengantin kecil”, lah pengantin kok kecil? bukannya orang yang sudah dewasa yang pantas menikah?  jawabannya sih simple bahwa kedewasaan itu kan bukan dilihat hanya dari faktor usia, memang sih seiring bertambahnya usia seseorang makin banyak juga pengalaman yang mereka alami, namun tidak demikian dalam pemikiran teman saya lisa( nama disamarkan), lisa adalah teman sekelas saya yang memilih nikah muda di semester IV kemarin dimana itu merupakan saat-saat seseorang sedang menempuh pendidikan yang lebih tinggi, alasan pernikahannya sih simple juga bahwa dia sudah memiliki pasangan yang terpaut umur berkisar lima tahun lebih tua darinya, ya kini lisa adalah ibu rumah tangga sekaligus mahasiswa yang masih berusia 20 tahun, menurut cerita mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun dan si pria telah memiliki pekerjaan yang pantas, itulah alasan mereka menikah dan tentunya atas restu kedua orangtua  pasangan.

Hal serupa sama juga dialami oleh temanku Astuti yang memilih menikah diusia yang masih muda 20 tahun namun berselang kabar bahwa pernikahannya adalah pernikahan dadakan (MBA),  pernikahan yang sebenarnya belum diharapkan namun apa daya Astuti tidak mungkin membawa dirinya yang telah berbadan dua seorang diri, dia butuh suami untuk berada disampingnya mempertanggungjawabkan kewajibannya. Namun dibalik kisah yang Astuti alami aku menyimpan kekaguman pada sosoknya, dengan berbadan dua tersebut ia tetap semangat dan tentunya percaya diri untuk tetap melanjutkan kuliahnya. Mungkin sebagian orang akan mencibir dari belakang, namun walau demikian perbuatan Astuti yang mempertanggungjawabkan kesalahannya telah termaafkan, selain itu ia juga masih ingin membahagiakan kedua orangtuanya yang telah berjerih payah menyekolahkannya.

Kedua cerita diatas mungkin merupakan cerita sehari-hari yang sering kita dengar, menikah diusia muda bahkan masih kuliah sering dipilih orang demi kebaikan tentunya. Membina mahligai rumah tangga saat masih kuliah  memang bukan perkara yang gampang, karena biar bagaimanapun juga perempuan memiliki tugas yang baru selain belajar yang mana tugas itu bukan tugas yang gampang, mulai dari mengurus suami, mengurus rumah, apalagi ketika akan memiliki momongan.

Namun ketika cinta telah mengisyaratkan dan ingin berdermaga di kehidupan terkadang sangat sulit untuk menolak. Kecendrungan wanita yang ingin dimomong oleh pria dewasa menjadi faktor mengapa wanita memilih nikah muda, ya karena ketika bertemankan pria yang dewasa kita juga tanpa sadar akan dituntun menjadi wanita dewasa, apalagi jika si pria sudah memasuki usia pernikahan, apa daya karena rasa cinta dan tak mau ditinggal si wanita akan berkorban, mengorbankan masa muda lebih tepatnya.

Namun percayalah bahwa Tuhan memantaskan dan meneguhkan hati bagi siapa saja yang ingin memilih nikah muda, karena hal itu lebih baik ketimbang masuk dalam cinta yang menyesatkan. Semua tergantung cara kita menyikapi, mau nikah muda atau menitih karir dulu semua adalah baik adanya jika dilandaskan dengan niat yang baik pula. Salam~




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline