Lihat ke Halaman Asli

Julius

Freelance

Puisi: Hidup di Kota Metropolitan

Diperbarui: 23 Desember 2023   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kota besar yang tak pernah terlelap,
Dalam alun kesibukan yang tak berkesudahan,
Hidup berselubung dalam kerumitan tak terhitung,
Metropolis membingkai, sulitnya tiap langkah.

Gemuruh lalu lintas, irama getaran kota,
Di jalan raya yang tak pernah berhenti,
Langkah kaki tercebur dalam beton dan aspal,
Sulitnya hidup, dalam gemerlap neon dan debu.

Gedung tinggi menjulang seperti penjara,
Pandangan terhalang oleh dinding beton,
Mimpi-mimpi kecil terperangkap di antara,
Sulitnya di kota yang tak pernah berhenti bicara.

Sibuk dan terburu, seperti arus sungai yang deras,
Hati-hati terombang-ambing dalam lautan manusia,
Di antara keramaian, jiwa mencari sejengkal ruang,
Sulitnya hidup, dalam pusaran beton dan besi.

Namun, di sela-sela kesulitan, ada ketangguhan,
Seperti bunga yang tumbuh di antara puing-puing,
Bertahan, merayakan kehidupan yang tak terduga,
Di metropolitan, di mana sulitnya hidup bersemi.

Kota besar, pelukan besarnya merengkuh,
Meski sulit, namun di dalamnya ada kehidupan,
Sebuah cerita di setiap lorong dan simpang,
Di metropolitan, sulitnya hidup tetap menjadi tinta.

Janganlah hilang harapan di antara gedung tinggi,
Meski sulit, masih ada cahaya yang bersinar,
Di kota yang tak pernah berhenti berdetak,
Kehidupan terus berdansa, walau sulit dihargai.

Jumat, 22 Desember 2023

Julius




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline