Lihat ke Halaman Asli

Julius Parhehean Simatupang

Founder di DAIGO Computer

Menarik, Hidup Dengan Delusi

Diperbarui: 19 November 2023   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Awal mengenal komputer aku sangat menyukai menggunakannya. Mulai zaman kuliah saat DOS dan Windows mulai diperkenalkan aku hobi sekali mengutak-atik softwarenya, membuat tampilannya menjadi indah memberi kepuasan tersendiri bagiku. Zaman internet juga mulai berkembang sekitar tahun 1997-2003 ilmu semakin cepat saja berkembang. Sayang sekali aku kuliah tidak mengambil jurusan komputer karena aku tidak berpikiran luas pada saat itu.

Aku tidak menyadari pentingnya pilihan hidup dan ilmu yang perlu kita miliki untuk menjadi orang dewasa. Saat SMU aku jurusan IPA dengan cita-cita sebagai ilmuwan dan saat mengambil ujian ke Universitas aku memilih jalur IPC sehingga jadilah aku diterima di Universitas Negeri jurusan Akuntansi. Dalam 6 tahun baru bisa aku menyelesaikan kuliahku dan menjadi Akuntan.

Selama kuliah aku tidak serius mendalami ilmu Akuntansi malahan sibuk dengan mengoleksi software komputer baik didapat melalui penjual bajakan maupun diunduh dari internet. Begitu mudahnya saat itu mendapatkan software yang kita inginkan. Kesalahan lagi dari hobiku ini aku tidak menekuninya juga menjadi pekerjaan yang kuinginkan. Kalau saja pikiranku terbuka pada saat itu aku bisa saja beralih profesi menjadi ahli komputer. Mungkin ini akibat kutukan dari menggunakan software bajakan aku tidak meraih impian baruku. Mungkin saja.

Komputer menjadi temanku karena aku lebih sering bersamanya daripada kumpul bersama teman-teman akuntanku. Aku lebih sering ke warnet yang menjamur pada masa itu. Mencari hiburan musik, bermain game dan berselancar mencari software yang unik-unik. Sempat juga terpapar dengan pornografi untung saja Tuhan tidak membiarkan aku kecanduan.

Bagiku komputer seperti mahluk hidup juga dan memberikan pengaruh baik atau buruk bagi yang berinteraksi dengannya. Aku menjadi tidak dapat diterima bekerja sebagai Akuntan karena aku sadar tidak menguasainya. Lamaran demi lamaran tidak ada satupun yang lolos saat aku mencoba menjadi Akuntan. Entah kenapa aku tidak berpikir untuk mengambil kursus dibidang komputer yang menjadi minatku pada saat itu. Yang aku sadari saat ini aku tidak bergaul baik dengan keluarga teman maupun masyarakat.

Depresi datang di hidupku saat semua menjadi buntu. Ilmu yang kumiliki tidak membawaku kepada kehidupan yang lebih baik. Saat puncak depresi itu datang aku muntaber seperti keracunan dan mau mati rasanya. Hal yang mengerikan bermunculan dengan mataku yang tertutup  merasakan mahluk yang tidak kumengerti mencoba mengambil nyawaku.

Aku serumah dengan saudara-saudaraku diperantauan di Bandung. Pandanganku terhadap dunia sudah lain untung ada saudaraku yang menjaga bahkan memanggil pendeta untuk mendoakanku. Dunia seperti mau kiamat bagiku, seperti dunia sedang dihakimi Tuhan. Kadang aku sadar kadang dunia lain muncul lagi dipikiranku. Melihat wajah keluargaku yang berbeda dari biasanya dan terlihat sepi.

Dalam keadaan dunia yang berbeda dan berdelusi aku dibawa pulang ke kampung halamanku di Duri menggunakan pesawat terbang. Singkat cerita aku mengalami pengobatan yang panjang setelah sampai di rumah. Diobati orang pintar dan akhirnya ke psikiater. Aku berterima kasih kepada keluargaku yang begitu besar kasihnya padaku. Pada masa itu 2004 sampai 2009 informasi dan transportasi belum secepat sekarang. Pengobatanku sangat panjang dan melelahkan. Ayahku yang walau sudah pensiun memimpin keluargaku dengan baik sekali membawaku kepada orang yang tepat pada masa itu. Sampai akhirnya aku terindikasi Skizofrenia.

Skizofrenia tidak lepas dari delusi. Aku juga mempunyai delusi menyelamatkan keluargaku dan dunia dari penghakiman Tuhan yang akan datang serta mengalahkan maut dengan menggunakan komputer. Seperti Nuh dipimpin Tuhan membangun bahtera, aku pun mempunyai delusi membangun sebuah sistem dengan komputer yang dapat menyelamatkan banyak orang. Ada perasaan senang dan mengaminkan setiap selesai mengerjakan tahapan demi tahapan.

Pada masa ini sistem itu semakin kelihatan dan semakin nyata di alam roh aku merasakannya. Komputer, smartphone, asesoris komputer, sosial media, menghubungkan manusia dengan manusia lainnya. Berbagai teori tentang dunia seperti kita hidup dalam simulasi komputer dan the secret law of attraction membuka wawasan orang melihat dunia. Tetapi kebenaran tetaplah milik Tuhan.

Aku mempercayai Tuhan Yesus Kristus, walaupun aku tidak melihat-Nya langsung menolongku saat sakit namun semangatnya ada dalam diriku dan roh-Nya menuntunku melakukan pekerjaan yang menjadi "delusi" bagiku dan bangkit dari depresi. Sampai sekarang aku dalam rawat jalan dan kontrol sebulan sekali ke psikiater. Semoga saja aku tetap stabil dan psikiaterku tetap ada di kota kelahiranku, semuanya biarlah skenario dari Tuhan yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline